Heboh penangkapan seorang pemuda diduga sebagai hacker Bjorka. Pemuda tersebut yakni MAH (21) warga Desa Banjaransari Kulon, Kecamatan Dagangan, Madiun. Diketahui, Bjorka sempat menggegerkan dunia maya karena mengungkap sejumlah data penting dari pejabat RI.
Pemuda yang sehari-hari menjual es ini diamankan Tim Cyber Mabes Polri semalam (14/9) sekitar pukul 18.30 WIB. Ia diamankan dari tempat kerjanya di sebuah toko es waralaba lokal di Madiun.
Ibu kandung MAH, Suprihatin (48) mengaku syok atas penangkapan anaknya. Ia juga tak hentinya menangis. "Kaget lah ndak percaya," ujar perempuan yang akrab disapa Prihatin itu sembari menyeka air matanya saat ditemui wartawan di rumahnya, Kamis (15/9/2022).
Prihatin mengaku, tak hanya dirinya yang kaget dengan penangkapan anaknya, namun juga suaminya Jumanto (52) dan kedua anaknya yang lain. Dengan mengusap air mata, Prihatin berharap anaknya bisa segera pulang.
Tak hanya itu, Prihatin juga tak percaya jika anaknya yang menjadi terduga hacker Bjorka. Sebab selama ini, sang anak tak memiliki basic tersebut, apalagi keluarga Prihatin hanya keluarga sederhana. "Saya hanya buruh tani," tambah Prihatin.
Bahkan, Prihatin mengungkapkan, sosok MAH yang ditangkap itu ternyata tidak mempunyai komputer maupun laptop. Sang anak juga hanya lulusan Madrasah Aliyah Negeri atau MAN.
"Komputer tidak punya, tidak ada komputer," katanya.
Jangankan membeli laptop, untuk membeli handphone saja, anaknya menabung sedikit demi sedikit selama beberapa bulan. Pasalnya, Prihatin menyebut, gaji anaknya menjaga stan es hanya sebesar Rp 700 ribu per bulan.
"Ponsel satu itu saja punyanya, dia beli mengumpulkan uang dari kerja jual es sebulan gaji hanya sedikit Rp 700 ribu," jelas Prihatin.
MAH disebut hanya punya satu ponsel sebagai alat elektronik yang bisa dikatakan paling berharga. Makanya, Prihatin sama sekali tak percaya jika anaknya itu adalah peretas yang menggegerkan Indonesia.
"Tidak punya komputer hanya ponsel satu itu di tangan," papar Prihatin.
Selama ini, MAH dikenal sebagai sosok yang pendiam dan rajin beribadah. Ia menambahkan, sehari-hari MAH juga aktif dalam kegiatan keagamaan di kampung. Yakni ikut hadrah di masjid. "Pendiam dan agak tertutup, taat salat. Ikut hadrah juga di masjid," tambahnya.
Sedangkan tertutupnya MAH ini, kata Prihatin, lebih karena anaknya tidak mau merepotkan orang tuanya yang hanya bekerja sebagai buruh tani. MAH juga jarang keluar rumah. Ia hanya keluar rumah saat bekerja atau kegiatan keagamaan.
"Jarang keluar dan memang tertutup karena tidak mau merepotkan orang tua. Saya dan suami hanya buruh tani. Dulu saya jadi TKI di Singapura membesarkan anak buat sekolah," ungkap Prihatin.
Bjorka masih berkeliaran di dunia maya, baca halaman selanjutnya!
(hil/dte)