Tanah dan gedung SMP PGRI Trowulan di Dusun Tlogogede, Desa/Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto dijual oleh Kasimin yang mengaku sebagai pemilik. Oleh warga Desa Kedungmaling, Sooko, Mojokerto itu tanah dan bangunan sekolah tersebut dijual dengan harga miliaran rupiah.
Banner bertuliskan 'Tanah dan bangunan dijual, luas tanah 3.490 meter persegi' terpasang di depan salah satu bangunan kantor. Tertera 2 nomor ponsel di banner itu yang salah satunya adalah milik Kasimin.
Saat dikonfirmasi detikJatim, pria berusia 80 tahun itu mengakui bahwa dirinya memang menjual tanah dan gedung SMP PGRI Trowulan. Alasannya karena jumlah siswanya sangat sedikit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria yang merupakan pendiri sekaligus kepala sekolah periode 1981-1998 itu mengklaim bahwa dirinya punya bukti kepemilikan tanah dan bangunan sekolah swasta itu.
"Iya saya jual karena siswanya sangat sedikit. Sertifikat tanah dan bangunan atas nama saya," terangnya, Rabu (14/9/2022).
Tidak tanggung-tanggung, Kasimin menjual tanah dan bangunan itu dengan mematok harga mencapai Rp 3 miliar. Namun hingga saat ini belum ada calon pembeli yang melihat tanah dan bangunan itu.
Mengenai belum adanya pembeli, Nur, warga setempat yang rumahnya persis di seberang pintu gerbang SMP PGRI Trowulan menyebutkan bahwa sekolah itu dijual sejak 2 pekan lalu.
"Dijual sudah dua mingguan. Kata pemiliknya (Kasimin) dijual, tapi belum ada pembeli yang datang melihat," kata Nur.
Pantauan kondisi sekolah, lembaga pendidikan swasta itu memiliki sebuah musala, ruangan kepala sekolah, kantor guru, ruangan OSIS, juga perpustakaan. Sekolah itu memiliki halaman cukup luas untuk 2 lapangan bola voli, tapi kondisinya tampak tidak terawat.
Terpantau ada sebanyak 3 ruangan kelas dan kamar mandi siswa yang semua pintunya telah terkunci dan digembok. Terlihat dari luar, sejumlah ruangan itu masih berisi mebel, buku, dan dokumen.
Lahan sekolah dengan luas sekitar 3.490 meter persegi itu dikelilingi pagar dengan tinggi sekitar 1 meter. Sementara pintu gerbang pagar itu terpantau memiliki tinggi kurang lebih 1,5 meter.
Mantan Kepala SMP PGRI Trowulan periode 2014-2022 Sunarlik membenarkan bahwa sekolah itu memang tengah dijual oleh Kasimin. Sebelum dijual, Sunarlik mengatakan bahwa izin operasional sekolah itu sudah habis masa berlakunya pada 2021.
Begitu izin operasional itu habis dia sudah berupaya mengurus perpanjangan izin ke Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto. Sayangnya perpanjangan izin operasional itu terganjal status kepemilikan tanah SMP PGRI Trowulan yang ternyata milik Kasimin.
"Saat itu, dari dinas minta data-data. Ketahuan kalau status tanah milik Pak Kasimin. Itu yang membuat dinas menyatakan tidak memenuhi syarat," jelasnya.
Dijual karena siswa sedikit hingga dimerger dengan sekolah lain. Baca di halaman selanjutnya.
Kasimin memutuskan untuk menjual tanah dan bangunan sekolah itu karena alasan siswa yang minim. Mantan Kepala SMP PGRI Trowulan Sunarlik mengakui itu.
Ia menyebutkan bahwa jumlah siswa SMP yang pernah dia pimpin itu pada tahun ajaran 2021-2022 hanyalah 20 orang. Terdiri dari 10 siswa kelas 9, 9 siswa kelas 8, serta 1 siswa kelas 7.
Sebelum operasional SMP PGRI Trowulan benar-benar ditutup, Sunarlik mengaku bahwa dirinya sempat meluluskan 10 orang siswa kelas 9. Acara kelulusan itu digelar pada Juni 2022. Setelah itu, sekolah swasta ini tak lagi menerima siswa baru.
"Tidak ada penerimaan siswa baru tahun ajaran 2022-2023 karena sekolah ditutup. Izin operasionalnya habis tahun 2021," ungkapnya.
Ada pun siswa SMP PGRI Trowulan yang tersisa dipindahkan ke SMP Islam Miftahul Khoir di Desa Beloh, Trowulan. Ketua Yayasan Miftahul Khoir Djit Thendra membenarkan hal itu.
Djit mengatakan merger SMP PGRI Trowulan dengan SMP Islam Miftahul Khoir dilakukan sudah sejak awal tahun ajaran 2022-2023. Ada 10 siswa SMP PGRI Trowulan yang dipindahkan. Saat ini mereka duduk di bangku kelas 8 dan kelas 9.
Tidak hanya siswa, ada 3 guru SMP PGRI Trowulan yang kini juga pindah mengajar di sekolahnya. "Kami menerima instruksi dan permohonan dari dinas untuk bergabung atau merger dengan SMP PGRI Trowulan," ujar Djit.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto Mujiati membenarkan izin operasional SMP PGRI Trowulan memang tidak diperpanjang lagi.
Ada 2 faktor utama yang membuat sekolah swasta itu tidak memenuhi syarat untuk tetap beroperasi. Salah satunya karena status tanah sekolah bukan milik Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan Dasar dan Menengah PGRI Jatim Cabang Kabupaten Mojokerto, yang menaungi SMP PGRI Trowulan.
Menurutnya, status tanah sekolah yang dikuasai perorangan rawan menimbulkan konflik bila tetap diberi izin untuk beroperasi. Selain itu, jumlah siswanya memang sangat sedikit.
"Sekarang kebijakan BOS (bantuan operasional sekolah) diberikan sesuai jumlah siswa. Kalau dilanjutkan, yang menjadi korban siswa itu. Karena gurunya tidak digaji sehingga proses belajar mengajar tidak bisa maksimal," jelasnya.
Karena itu, ujar Mujiati Dinas Pendidikan memutuskan memerger sekolah itu dengan SMP Islam Miftahul Khoir sejak awal tahun ajaran 2022-2023. Keputusan itu diambil setelah musyawarah bersama pengurus yayasan, kepala SMP PGRI Trowulan, dan SMP Islam Miftahul Khoir.
"Sesuai SE Kemendikbud tahun 2019 tentang dapodik dikdasmen menyarankan sekolah yang siswanya di bawah 60 untuk dimerger untuk menjaga kualitas pendidikan. Maka kami memfasilitasi komunikasi dengan sekolah terdekat untuk merger," tandasnya.