PKB Jatim menilai hinaan pegiat media sosial yang juga Ketua Umum Kornas Ganjarist, Eko Kuntadhi kepada Ning Imaz dari Ponpes Lirboyo sudah di luar batas. Apa yang dilakukan oleh Eko sudah ngawur. Permintaan maaf tak cukup untuk menyelesaikan polemik ini.
Bendahara DPW PKB Jatim Fauzan Fuadi mengatakan, permasalahan ini tidak sebatas selesai sampai Eko Kuntadhi menghapus unggahannya saja. Juga tidak cukup selesai dengan minta maaf.
"Bahkan, tidak cukup hanya minta maaf! Saya baca kalimatnya sangat-sangat tidak pantas. Ini bukan karena PKB dekat dengan Pondok Lirboyo, tapi memang sungguh memalukan dan ngawur!" kecam Fauzan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fauzan mengatakan, wajar jika kemudian warga NU emosi dengan cuitan Eko Kuntadhi yang menghina Ning Imaz. Terlebih lagi, ada puluhan santri Lirboyo yang berhak dan wajib membela Ning Imaz.
"Wajar kalau Nahdliyin marah. Ingat, santri Lirboyo itu puluhan ribu," tandasnya.
![]() |
Seperti diberitakan sebelumnya, cuitan ini berawal dari video yang menampilkan Ning Imaz saat membagikan ilmunya. Dalam video tersebut, Ning Imaz sejatinya menjelaskan soal tafsir Surat Ali Imran ayat 14.
Lalu, Eko men-twit, "Jadi bidadari itu bukan perempuan?". Dia juga mengunggah video Ning Imaz dengan menambahkan kata-kata tak pantas. "Tolol tingkat kadal. Hidup kok cuma mimpi selangkangan" cuit Eko pada Selasa (13/9).
Sontak saja, cuitan Eko tersebut menuai protes dari banyak netizen yang mengaku Nahdliyin. Salah seorang yang merespons cuitan Eko itu adalah Rais Syuriyah Pengurus Cabang Istimewa Nadhlatul Ulama (PCINU) Australia-Selandia Baru, Nardirsyah Hosen atau akrab disapa Gus Nadir.
Tak lama setelah Gus Nadir berkomentar, Eko menghapus cuitannya. Namun, sudah banyak netizen yang meng-capture cuitan Eko tersebut. Mereka ramai-ramai meminta klarifikasi Eko.
(hil/dte)