100 Orang Demo ke Grahadi Minta Pemerintah Awasi Penyaluran BLT

100 Orang Demo ke Grahadi Minta Pemerintah Awasi Penyaluran BLT

Faiq Azmi - detikJatim
Senin, 12 Sep 2022 15:14 WIB
demo dukung naiknya bbm surabaya
Demo minta pemerintah awasi penyaluran BLT di tengah kenaikan BBM (Foto: Faiq Azmi)
Surabaya -

Sekitar 100 orang yang mengatasnamakan Gerakan Masyarakat Suroboyo (GEMA BOYO) menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (12/9) siang. Mereka justru mendukung pemerintah menaikkan harga BBM.

Pantauan detikJatim, massa GEMA BOYO tiba di depan Gedung Grahadi sekitar pukul 13.30 WIB. Mereka membawa sejumlah atribut, poster, dan spanduk.

Koordinator Aksi, Tri Yudi Effendi menyebut, kenaikan harga BBM merupakan dampak harga dari minyak dunia. Selama ini, anggaran pemerintah sudah jebol karena menanggung subsidi BBM.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Anggaran subsidi dan kompensasi BBM tahun 2022 telah meningkat tiga kali lipat dari Rp 152,5 Triliun menjadi Rp 502,4 Triliun, dan itu akan meningkat terus. Parahnya lebih dari 70 persen subsidi justru dinikmati oleh kelompok masyarakat yang mampu yaitu pemilik mobil-mobil pribadi," kata Yudi.

"Seharusnya uang negara itu harus diprioritaskan untuk memberikan subsidi kepada masyarakat yang kurang mampu dan saat ini pemerintah harus membuat keputusan dalam situasi yang sulit," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Meski mendukung kenaikan BBM, Yudi juga meminta pemerintah juga berkomitmen untuk mengalihkan subsidi BBM menjadi BLT agar tepat sasaran.

Tidak hanya itu, massa juga meminta pemerintah rutin melakukan operasi pasar untuk mengawasi permainan harga bahan pokok.

"Kami ingin pemerintah melakukan pengawasan penyaluran BLT dari pemerintah agar tepat sasaran. Kami menyarankan kepada pemerintah agar segera melakukan operasi pasar untuk memutus rantai spekulan yang memanfaatkan situasi kenaikan harga BBM," ungkapnya.

"Untuk pemerintah daerah juga kami minta membuat Perda untuk melindungi rakyat kecil. Patut disyukuri bahwa Indonesia tidak kolaps dan inflasi masih dalam taraf wajar pasca pandemi COVID-19," tandasnya.




(iwd/iwd)


Hide Ads