Polda Jatim telah mengklarifikasi video viral cekckok antara polisi PJR dengan Kades Sumberrame, Wringinanom, Gresik, Sueb Wahyudi. Kabid Humas Polda Jatim Kombes Dirmanto menyebut, Sueb memprovokasi sopir pikap agar protes ke polisi PJR yang dituding memalak. Merespons itu, Sueb membantah dirinya melakukan provokasi.
Sueb mengaku sengaja membuat video tersebut lantaran kasihan kepada sopir pikap. Dia menganggap apa yang dilakukan oknum polisi PJR dengan memungut pungli itu sudah keterlaluan. Apalagi harga BBM naik diiringi dengan kenaikan harga bahan pokok.
"Saat itu saya merasa kasihan sama sopir pikap itu, di kondisi sulit seperti ini malah dimintain uang. Kalau memang salah, ya berikan saja surat tilang. Kalau memang surat kendaraannya mati, artinya kan mereka ini nggak punya uang untuk ngurus suratnya," kata Sueb kepada detikJatim, Senin (5/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengenai klarifikasi Polda Jatim, ia mempersilakan kepolisian membantah oknum polisi tersebut meminta uang. Namun pada kenyataannya sebelum video itu viral, polisi PJR tersebut meminta uang kepada para sopir.
"Ya ndak papa, itu haknya polisi membela diri. Sopir pikap itu pasti takut, karena sebelumnya mereka ini bercerita detail kepada saya, bahkan menunjukan video sebelum masuk dalam tol. Kalau memang nggak minta uang, kenapa waktu diberhentikan di Jalan Balongbendo nggak ngasih surat tilang terus sopir disuruh pulang? Kok malah dibawa ke gerbang tol, ini ada apa?" tanya Sueb.
Sueb menambahkan, ia tidak memiliki kepentingan apapun terkait memviralkan video tersebut. Apalagi ketika polisi menyebut dirinya marah, karena tidak bisa melintas jalan yang dihadang mobil polisi.
"Saya tidak punya kepentingan apapun. Apalagi hanya nggak boleh lewat jalan itu. Yang melintas jalan itu bukan hanya saya, kepala desa lainnya juga, bahkan pak camat, dan orang-orang di Polsek juga lewat situ. Karena kita sudah izin kepada pengelola tol, toh kita juga membayar waktu lewat gerbang lebani," tegas Sueb.
Sueb mengaku tujuannya memviralkan video itu ke media sosial dengan harapan agar nama baik Polri tidak rusak karena ulah oknum seperti yang berada di video. Ia juga meminta agar pemimpin Polda Jataim agar tidak melindungi oknum-oknum yang membuat nama naik kepolisian jadi rusak.
"Yang saya sayangkan itu, kok Polda Jatim malah melindungi oknum yang malah bisa merusak nama baik kepolisian. Harusnya tindak oknum seperti itu, agar nama baik kepolisian tidak rusak karena ulah oknum-oknum seperti itu," ucap Sueb.
Seperti diberitakan sebelumnya, polisi PJR dituding memalak para sopir truk sebesar Rp 500 ribu di Tol Lebani, Gresik. Sueb yang mendengarkan cerita para sopir itu langsung mendatangi si polisi PJR. Dia menggedor-gedor kaca mobil patroli.
Polda Jatim sendiri membantah tudingan pemalakan tersebut. Mereka menyebut pikap memang melanggar aturan karena surat-suratnya tidak lengkap. Polisi juga menyebut Sueb marah dan memprovokasi.
"Pengemudi Pajero tersebut marah dan memprovokasi. Sekali lagi bahwa pengemudi Pajero tersebut marah dan memprovokasi pengemudi pikap yang sudah ditilang oleh petugas PJR untuk membuat video dan memviralkan dengan alibi bahwa polisi PJR tersebut meminta sejumlah uang kepada oknum driver pikap tersebut. Padahal hal itu tidak benar," kata Dirmanto, Minggu (4/9)
(dte/dte)