Kepercayaan Publik Anjlok, BEM Unair Minta Kapolri Reformasi Internal

Kepercayaan Publik Anjlok, BEM Unair Minta Kapolri Reformasi Internal

Esti Widiyana - detikJatim
Kamis, 01 Sep 2022 23:03 WIB
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Airlangga (Unair) Yoga Haryo Prayogo
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Airlangga (Unair) Yoga Haryo Prayogo. (Foto: Istimewa)
Surabaya -

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Airlangga (Unair) Yoga Haryo Prayogo meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melakukan reformasi birokrasi di internal Polri. Itu adalah buntut menurunnya tingkat kepercayaan publik terhadap Polri.

"Hasil survey yang muncul baru-baru ini jelas menunjukkan tingkat kepercayaan publik ke instansi kepolisian turun. Polri harus berbenah, karena sejatinya Polri adalah pengayom masyarakat," kata Ketua BEM Unair Yoga Haryo Prayogo kepada detikJatim, Kamis (1/9/2022).

Yoga pun meminta Kapolri Listyo Sigit untuk melakukan reformasi birokrasi. Salah satu langkah yang pertama harus dilakukan ialah menghapus multifungsi Polri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Adanya Peraturan Kapolri 4/2017 jelas menegaskan multifungsi Polri. Jika ini diteruskan, Polri akan mudah tergeret dalam konflik kepentingan. Apalagi kalau sudah masuk ranah politik yang bukan urusan Polri," tegasnya.

Menurutnya, citra Polri kini dipengaruhi rentetan kasus terkini. Yakni penembakan Brigadir J dan tertangkapnya beberapa oknum polisi terkait kasus narkoba. Menurutnya, kasus ini secara tidak langsung bisa membuka tabir internal Polri.

ADVERTISEMENT

"Kasus penembakan Brigadir Yosua dan terciduknya beberapa oknum polisi karena kasus narkoba baru-baru ini tentu berpengaruh kepada citra Polri di mata publik," ujarnya.

Meski begitu, ia juga mengapresiasi Kapolri beserta jajarannya yang berani mengambil langkah yang tegas dan adil. Khususnya dalam merespon kedua kasus tersebut.

"Upaya Polri yang fair membuka kasus ini patut diapresiasi, apalagi di tengah banyaknya masalah Polri. Hal ini sedikitnya bisa memperlihatkan integritas Polri di mata publik," jelas mahasiswa Sosiologi ini.

Mengenai kasus pembunuhan Brigadir J, ia meminta Polri harus segera menuntaskan penyelidikan. Terlebih, masih banyak kabar miring di tengah masyarakat terkait motif pembunuhannya.

"Polri harus fokus kepada tujuan. Kasus ini harus segera diselesaikan hingga tuntas dengan adil dan terbuka. Jangan sampai kasus ini berakhir dengan penuh pertanyaan di publik agar citra dari Polri membaik, terlebih lagi banyak sekali isu yang beredar di tengah masyarakat berkaitan dengan motif pembunuhan yang dilakukan Ferdy Sambo," urainya.

Rentetan kasus itu menurutnya juga bisa menjadi titik awal bagaimana Polri mampu memperlihatkan integritas dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan di tengah masyarakat.

Hal ini juga sesuai visi besar Kapolri yang kini menjadi slogan Polri, yakni Polri Presisi.

"Saya juga mengharapkan dua kasus ini menjadi acuan dan titik awal bagaimana Polri memiliki integritas dalam penyelesaian masalah baik itu di dalam tubuh instansi maupun saat dihadapkan pada persoalan di tengah masyarakat," katanya.

Yoga mengajak masyarakat ikut serta mengawal kasus ini bersama-sama. Agar tidak mudah menyimpulkan isu-isu yang beredar sebelum menjadi fakta dalam persidangan setelah adanya rentetan kasus tersebut.

"Saya juga mengajak masyarakat untuk mengawal kasus ini bersama-sama sekaligus mengharapkan masyarakat untuk lebih bijaksana dalam memilah informasi di tengah banyaknya isu yang muncul berkaitan dengan kasus di dalam tubuh Polri sehingga tidak memunculkan fitnah dan prasangka yang kurang benar," pungkasnya.




(dpe/iwd)


Hide Ads