Suka cita ratusan penyandang disabilitas di Kota Malang saat healing bareng Polresta Malang Kota ke Blitar dengan menaiki kereta api. Momen ini bersamaan dengan peringatan HUT Polwan ke-74.
Beberapa komunitas difabel Malang Raya ambil bagian dalam kegiatan ini, yakni Difabel Creative Community, Forum Keluarga Disabilitas, Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia, dan Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia, seluruhnya berbaur dalam sukacita bersama Polwan Polresta Malang Kota.
Ada beberapa titik tujuan healing selama berada di Kota Blitar yang dikunjungi, di antaranya makam proklamator sekaligus Presiden Republik Indonesia I Ir Soekarno, dan Kampung Cokelat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rara lingga dan Dwi Lindawati selaku perwakilan dari Komunitas Disabilitas Malang Raya menyampaikan rasa bahagia, terimakasih, dan apresiasinya kepada Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Budi Hermanto bersama jajaran Polwan yang menginisiasi kegiatan berwisata ke Kota Blitar.
"Hari ini, mungkin bagi sebagian orang yang normal untuk bisa naik kereta api adalah hal yang sederhana," tutur Rara Lingga kepada wartawan, Rabu (31/8/2022).
"Namun bagi kami penyandang disabilitas, bisa naik kereta api bersama seperti ini merupakan suatu mimpi kecil yang menjadi nyata, jujur kami merasa bahagia sekaligus terharu, akhirnya bisa naik kereta api juga," tambah Dwi Lindawati.
Sementara Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Budi Hermanto mengucapkan syukur, pada momen Hari Jadi Polwan dapat berbagi kebahagiaan dengan para penyandang disabilitas di Kota Malang.
"Healing Bareng Polwan Polresta Malang Kota Bersama Difabel Malang Raya Dalam Rangka Hari Jadi Polwan Ke-74 ini diikuti sekitar 132 saudara kita penyandang disabilitas, 91 pendamping, dan 42 personel Polwan Polresta Malang Kota," ujar Budi Hermanto terpisah.
Menurut Budi Hermanto, setelah menaiki kereta api dan tiba di Kota Blitar, rekan penyandang disabilitas disambut personel dari Polres Blitar dan Polres Blitar Kota, dan mendampingi kegiatan salah satunya berkunjung ke Kampung Cokelat.
"Selama di sana (Kampung Cokelat) juga diberikan semacam pelatihan, untuk memotivasi saudara penyandang disabilitas untuk tetap bersemangat," tutur Budi Hermanto.
(iwd/iwd)