Dalam pekan ini, ada sejumlah berita menarik dari Jawa Timur. Berita-berita ini menyita perhatian hingga ramai dibaca masyarakat. Mulai dari penampakan gua buatan pria Mojokerto hingga belasan polisi di Jatim yang positif narkoba.
Selain dua berita tersebut, ada pula informasi soal penipuan perumahan Grand Emerald Malang. Perumahan ini menipu ratusan korban dengan kerugian mencapai puluhan miliar rupiah.
Yuk simak informasi selengkapnya!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wangsit Kakek Buyut Buat Pria Mojokerto Bangun Gua
Mustain (54), warga RT 6 RW 1, Dusun Tumpangsari, Mojokerto membuat gua dengan tangannya sendiri. Gua ini dibuat usai dirinya mendapat wangsit tahun 1989. Wangsit tersebut muncul usai ia menunaikan puasa putih selama 40 hari.
Kepada detikJatim, Mustain menceritakan saat ia tetiba menerima wangsit. Saat ini, pada malam hari, ia bermimpi didatangi seorang kakek memakai jubah dan serban serbaputih. Sosok dalam mimpinya itu ia yakini bernama Mbah Mukiyi, kakek buyutnya.
"Perintahnya disuruh menggali gua untuk menemukan petilasannya. Kebetulan cocok dengan keinginan saya yang ingin menenangkan hati," kata Mustain.
Mustain menuturkan, gua ini ia buat sendiri dan dibantu beberapa rekan hingga keluarganya. Pembangunannya butuh waktu 3 tahun, mulai tahun 2000 hingga 2002.
![]() |
Sementara itu, Mustain baru menunaikan wangsit tersebut tahun 2000. Dibantu kakak kandungnya, Asyari, duda anak satu ini mengawali penggalian gua pada hari Kamis Legi, bulan Suro tahun itu. Mulut gua ia gali di sebelah tenggara musala keluarganya.
Mustain dan Asyari menggali gua secara manual menggunakan cangkul, linggis, palu dan pahat. Ia mengaku menggali gua setiap hari selama satu tahun penuh. Yaitu setiap pukul 07.00 hingga 12.00 WIB. Setelahnya, ia bekerja menggarap sawah miliknya dan memelihara kambing.
"Penggalian satu tahun itu sampai menemukan petilasan Mbah Mukiyi dan membuat sumur sedalam 12 meter di sebelahnya," terangnya.
Ruangan pertama di dalam gua buatan Mustain dihiasi beberapa pilar besar berbahan tanah. Terdapat sebuah makam sepanjang 2 meter antara pilar dengan dinding gua. Di belakang makam juga terdapat sebuah sumur berdiameter sekitar 60 cm yang dalamnya mencapai 12 meter. Ruangan ini sekitar 3 meter dari permukaan tanah.
Mustain mengakui tidak ada jenazah di dalam makam tersebut. Ia hanya meyakini lokasi itu sebagai petilasan Mbah Mukiyi.
"Hanya petilasan, tidak ada jenazahnya. Yang membuat kuburan saya sendiri. Posisinya di kedalaman 3 meter dari permukaan tanah," kata Mustain
Lalu pada tahun 2001 hingga 2002, ia melanjutkan penggalian gua untuk membuat ruangan kedua yang jauh lebih luas. Ruangan untuk bersemedi ini sekitar 15 meter di bawah permukaan tanah. Duda anak 1 ini dibantu 9 keluarga dan temannya untuk menggali gua selama 2 tahun.
"Mereka membantu karena suka tirakatan di sini. Menggali pakai cangkul, linggis, palu dan pahat, secara manual," jelasnya.
![]() |
"Selama penggalian tidak ada kendala apapun, termasuk gas beracun. Arah penggalian lorong sesuai petunjuk wangsit," ungkapnya.
Gua ini dibangun di bawah kebun peninggalan keluarganya. Jika dilihat dari atas, sepintas kebun milik ini tampak biasa saja. Namun, saat ditilik lebih dekat, di bawah kebun terdapat gua sepanjang 60 meter dan memiliki kedalaman hingga 15 meter.
detikJatim berkesempatan masuk ke gua tersebut. Gua ini dibangun di bawah kebun yang luasnya sekitar 50 x 40 meter persegi. Terdapat musala keluarga di kebun sebelah selatan rumah Mustain.
"Panjang gua ini kurang lebih 60 meter, kedalamannya sampai 15 meter di ruangan kedua," terang Mustain.
Kisah pilu ratusan korban tertipu perumahan di Malang, baca halaman selanjutnya!
Pilu Ratusan Korban Tertipu Perumahan Abal-abal hingga Rp 24 Miliar
Ratusan korban perumahan abal-abal di Desa Gondowangi, Wagir, Kabupaten Malang merasakan pilu. Sebagian dari mereka telah menaruh harapan besar setelah tergiur berbagai promo yang ditawarkan. Kerugian korban pun mencapai Rp 24 miliar.
Polda Jatim telah menetapkan Dirut PT Developer Properti Indoland (DPI) berinisial MA (46) sebagai tersangka. Warga Surabaya itu adalah bos pengembang proyek perumahan yang kini mangkrak.
Ketua Paguyuban Customer Grand Emerald Malang Adi Sumitro mengatakan, ada 236 orang yang menjadi korban penipuan perumahan abal-abal ini. Jumlah itu sudah termasuk pembeli yang sudah bayar kontan maupun yang mencicil.
![]() |
Total nilai kerugian korban mencapai Rp 24 miliar. Sebelumnya, polisi menyebutkan kerugian para korban sebesar Rp 5,6 miliar. Namun, jumlah itu hanya dihitung dari para korban yang melapor.
Sejauh ini, Polda Jatim baru menerima 41 laporan dari 236 orang yang menjadi korban penipuan tersebut.
"Total ada 236 customer, ter-update Juni 2021. Mayoritas customer warga luar Malang, salah satunya Surabaya. Kerugian jika ditotal mencapai Rp 24 miliar," jelas Adi kepada detikJatim, Kamis (25/8/2022).
Ratusan korban ini awalnya mendapatkan informasi promo penjualan rumah di Perum Grand Emerald yang berlokasi di Desa Gondowangi, Wagir, Malang, 2017 lalu. Penawaran didengar dari siaran salah satu radio swasta di Kota Surabaya.
Adi mengaku, dirinya bukan bagian dari customer yang melapor ke Polda Jawa Timur. Sebab, dia pribadi masih berharap bisa mendapatkan rumah yang memang sudah dibayar.
"Saya bukan bagian yang melapor, karena masih berharap bisa mendapatkan unit yang kami beli. Ada 41 orang yang melapor ke Polda Jatim dan kasus sekarang sedang ditangani itu, makanya kerugian disebutkan Rp 5,6 miliar," akunya.
Dari balik kasus penipuan itu mencuat kisah memilukan dari salah seorang korban. NW (48) warga Gresik. Ia masih mengingat bagaimana letihnya menabung selama lebih dari tiga tahun untuk membeli unit rumah di Grand Emerald Malang untuk tujuan investasi jangka panjang.
Ia tertarik membeli rumah itu karena konsepnya dinilai bagus dengan lokasi strategis dan harganya terjangkau. Satu unit rumah di blok A1 Nomor 21 akhirnya dipilih dengan tanda jadi sebesar Rp 1 juta dan uang muka Rp 49 juta.
Usai pelaku ditangkap, ia tetap berharap uang ratusan juta yang dia dapatkan dengan susah payah bisa kembali. "Sekarang saya hanya ingin uang saya kembali," kata NW kepada detikJatim, Kamis (25/8/2022).
NW menceritakan, developer perumahan sering mengobral promo menarik agar korban tertarik masuk perangkap. Salah satu contoh promonya, rumah yang dijual seharga Rp 350 juta ditawarkan dengan harga hanya Rp 225 juta.
Promo itulah yang bikin NW kepincut. NW mengaku dirinya tertarik membeli dua rumah di Grand Emerald Malang. Sebulan berselang usai membeli satu unit rumah, NW kembali membeli rumah. Karena ia tak mau menyia-nyiakan kesempatan mendapat harga promo.
Tak hanya murah, developer juga mengiming-imingi pembeli untuk mendapat kesempatan berangkat umrah. "Karena promo hanya dijual Rp 225 juta, plus gratis umrah. Saya dengar promo itu dari radio tahun 2020 lalu," terang NW.
![]() |
Sayangnya, janji hanya tinggal janji. NW mengaku developer tak melanjutkan pembangunan hingga perumahan itu mangkrak. Total uang sebesar Rp 193 juta telah ia keluarkan untuk membeli 2 unit rumah di Grand Emerald Wagir Malang.
"Tapi sampai sekarang tak terealisasi, karena tanahnya bermasalah. Sekarang saya hanya ingin uang saya kembali," imbuhnya.
Ada belasan polisi di Jatim yang positif narkoba, baca halaman selanjutnya!
Miris Belasan Polisi Jatim Positif Narkoba
Belasan polisi di Jawa Timur terjangkit narkoba. Kasus ini terungkap dari Polsek Sukodono, Sidoarjo. Di mana, Propam Polda Jatim menggerebek polsek dan mengamankan Kapolsek Sukodono hingga anak buahnya yang positif narkoba.
Usai temuan 3 orang di Polsek Sukodono yang positif, Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta langsung memerintahkan jajarannya memberangus peredaran barang haram di lingkup polri. Personel kepolisian di jajaran polsek hingga polres ramai-ramai melakukan tes urine untuk mendeteksi narkoba dalam tubuhnya.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Dirmanto menyebut, Kapolsek Sukodono, I Ketut Agus Wardhana telah dicopot. Saat ini, ia dan anak buahnya tengah diamankan di Polda Jatim dengan status terperiksa.
Aktivitas nyabu anggota Polsek Sukodono ini dilakukan di dalam polsek pada siang hari. Sabu tersebut dibeli oleh Aiptu B seharga Rp 500 ribu yang pembayarannya via transfer.
"Informasi yang kami terima (menggunakan) di sekitaran Polsek. Namun lokasi pastinya masih belum di ketahui. Iya (barang bukti) ditemukan di salah satu ruangan polsek. Memang yang membeli Aiptu B ke seorang. Pembayarannya melalui transfer," ungkap Dirmanto.
![]() |
Dirmanto menyampaikan bahwa Bid Propam Polda Jatim akan melakukan gelar perkara terkait ketiga oknum polisi yakni AKP KT, Aiptu YH dan B yang urinenya positif narkoba.
Usai Sukodono, Polsek Sukomanunggal pun menyusul. Ada temuan 5 anggota yang positif menggunakan narkoba. Jika sebelumnya ada 3, kini anggota yang memakai narkoba bertambah 2 sehingga total ada 5 polisi positif narkoba di Polsek Sukomanunggal. Saat ini, mereka masih diperiksa di Polda Jatim.
"Kemudian di (Polsek) Sukomanunggal kemarin ada lima orang yang samar-samar dalam pemeriksaan tes kit narkoba. Kemudian tadi hasil lab forensik Polda Jatim menyatakan bahwa dari kelima yang kita uji laboratorium forensik ada dua orang dinyatakan menggunakan sabu," ungkap Dirmanto.
Tak hanya di Sidoarjo dan Surabaya, anggota polisi yang menggunakan narkoba juga ditemukan di Pacitan. Sebanyak empat personel Polres Pacitan dinyatakan positif narkoba. Hasil itu diketahui setelah Satgassus Antinarkoba Polda Jatim menggelar tes urine.
Keempat anggota tersebut berinisial AZ, DF, ES, dan RF. Tiga orang diketahui bertugas di Sat Samapta. Sedangkan seorang lainnya selama ini bertugas di salah satu polsek.
"Untuk proses penegakan hukum terhadap yang bersangkutan dilaksanakan oleh Polres Pacitan," kata Kasi Propam Polres Pacitan, Ipda Alfian Eka Tri Pamungkas.