Sebelumnya, masalah sampah menjadi momok mengkhawatirkan di Desa Kepulungan, Gempol, Kabupaten Pasuruan. Saat ini, sampah dikelola dengan baik sehingga volumenya bisa berkurang dan menghasilkan uang. Desa ini sedang menuju merdeka sampah.
Sebanyak empat dusun di Desa Kepulungan, yakni Dusun Tamanan, Gondang, Betas dan Arcopodo, sudah memiliki tempat pembuangan sampah (TPS) dengan sistem reuse, reduce dan recycle (3R). TPS-TPS 3R tersebut dikelola para pemuda dibantu warga sekitar yang tergabung dalam kelompok pemuda peduli sampah (KP2S).
Para pemuda peduli sampah setiap dua hari sekali mengambil sampah dari sekitar 1.000 rumah. Selain mengambil sampah, para pemuda tersebut juga memberikan sosialisasi kepada pemilik rumah agar memilah sampah kering dan sampah basah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sampah-sampah dari rumah tangga kemudian dibawa ke TPS untuk dipilah menjadi tiga jenis, yakni sampah yang bisa dijual, dijadikan kompos dan sisanya menjadi residu. Dari hasil pengolahan di TPS 3R, sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) bisa dikurangi secara signifikan.
"Per 900 kg sampah rumah tangga, 300 kg bisa dijual, 250 kg menjadi kompos, sisanya menjadi residu yang dibuang ke TPA," kata Fatoni, salah satu penggerak pemuda peduli sampah di Desa Kepulungan, Senin (22/8/2022).
Menurut Fatoni, para pemuda peduli sampah Desa Kepulungan bergerak atas kesadaran kolektif agar desanya bebas dari sampah. Biaya operasional TPS 3R berasal dari iuran warga dan hasil penjualan sampah.
"Banyak warga yang memberikan sampah secara cuma-cuma. Tapi ada juga yang ingin dibeli, ya dibeli. Tapi sampah dari rumah tangga yang akan diambil sudah terpilah, sampah kering dan basah," jelas Fatoni.
Menurut Fatoni, pada tahun 2018, sebelum para pemuda bergerak mendirikan TPS 3R, warga membuang sampah ke selokan, ke sungai dan mengumpulkan di tanah lapang hingga menggunung, bahkan membakarnya. Saat ini, pemandangan tersebut tidak terlihat lagi.
"Yang paling penting adalah mengubah mindset warga, dari membuang sampah sembarangan sekarang tidak lagi. Warga juga menyadari bahwa sampah itu masalah bersama, bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Warga menyadari bahwa sampah punya nilai ekonomi," jelasnya.
Kades Kepulungan, Didik Hartono, mengungkapkan pihaknya terus berusaha agar semua dusun di desanya punya TPS 3R. Dengan demikian Desa Kepulungan bisa cepat merdeka dari sampah.
"Memang berat mengajak dan menyadarkan warga akan pentingnya mengolah sampah. Dibutuhkan diskusi, sosialisasi dan contoh. Tapi kami didukung para aktivis dan perusahaan akan terus berusaha. Kami yakin semakin banyak dusun yang mau bergerak. Kami ingin masalah sampah di desa ini selesai saat saya menjabat," kata Didik.
(iwd/iwd)