Pertemuan Joko Widodo (Jokowi) dengan para relawannya di Gelora 10 November, Tambaksari, Surabaya, dinilai sebagai langkah politis. Jokowi diprediksi sudah punya sikap untuk Pemilu dan sosok capres yang didukung pada 2024. Namun, Jokowi tidak ingin terburu-buru buka-bukaan ke publik.
Pengamat Politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdussalam menilai, Jokowi sudah memiliki pilihan untuk 2024. Namun, pilihan itu sengaja dirahasiakan dan menunggu Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Sebenarnya sudah ada kalau melihat gestur dan sinyal tipis dari beliau. Tetapi beliau kan juga harus melihat sinyal Megawati," kata Surokim kepada detikJatim, Senin (22/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sikap wait and see dari Presiden Jokowi, lanjut Surokim, sebagai bentuk kehati-hatian agar tidak berseberangan dengan Megawati. Sebab, kalau berseberangan, bisa menjadi bumerang bagi Jokowi.
"Jika cepat-cepatan saja, ya kalau sama dengan yang dimaksud Megawati, kalau nggak kan bisa menjadi bumerang. Jadi Jokowi dalam pandangan saya sudah punya suksesor, hanya saja masih mau menunggu momentum lebih tepat. Termasuk menunggu sinyal yang lebih kuat terkait kehendak Mega sebagai ketum PDIP," tegasnya.
"Jokowi tidak mau terburu-buru dan besar kemungkinan tidak akan berseberangan dengan Mega untuk penentuan suksesor beliau," sambungnya.
Peneliti Senior SSC ini juga memprediksi, Jokowi sudah menyiapkan rencana lain, seandainya nanti calon yang diinginkannya berbeda dengan Megawati.
"Namun, Jokowi juga njagani kalau ditinggalkan, beliau susah punya sayap kiri yang juga bisa diandalkan untuk dukungan kontestasi 2024," tandasnya.
(dte/dte)