Minta Suharso Monoarfa Legowo Mundur
Menurut Saiful, pernyataan Suharso tersebut sudah merugikan PPP yang berasaskan Islam. Saiful menekankan kembali bahwa Suharso lebih baik legowo mundur daripada terjadi gejolak lebih besar.
"Kalau sudah demikian merugikan partai berasas islam, daripada mengorbankan harapan umat islam di Indonesia, ya harus legowo mundur daripada gejolak besar. PPP ini rumah besar umat islam, harus dijaga, hanya karena tingkah laku seseorang, bisa berdampak merusak semuanya," sambungnya.
Sekretaris Majelis Pertimbangan DPW PPP Jatim KH Muhid Effendi menilai bila Suharso mundur maka partai akan semakin besar. Ia menyebut Suharso hanya menghambat kebesaran partai belaka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita itu bagaimana caranya PPP menjadi partai besar. Ketika ketum begini otomatis menganggu kebesaran PPP, tidak diganggu saja PPP terseok-seok, apalagi diganggu. Kalau tidak legowo mundur, sama saja Suharso menghambat kebesaran PPP," tegasnya.
Menurut Pengasuh Ponpes Mahasiswa An-Nur Surabaya ini PPP sudah masuk lubang dalam pada 2019 lalu. Jangan sampai hal yang sama terulang kembali saat Pemilu 2024.
"Kalau enggak legowo mundur dan masih ngotot itu malah membuat PPP carut marut. Kami minta PPP tahun 2024 minimal parliamentary threshold terlalui. Kami mendesak Suharso membesarkan PPP dengan mundur, jangan sampai PPP masuk lubang lagi," ujarnya.
Tak hanya itu, Wakil Sekretaris Majelis Syariah KH M Hadits menilai ucapan Suharso sudah offside dan harus mendapat kartu merah. Dengan hal itu, Suharso harus meninggalkan PPP.
"Ibarat pemain bola, itu sudah offside dan kena kartu merah. Maka harus segera meninggalkan lapangan hijau. Harus malu dia dengan dirinya sendiri dan mundur," kata Hadits.
Pengasuh Yayasan Al Muthmainnah Bojonegoro ini menyebut banyak kader PPP yang mumpuni dan lebih baik dibandingkan dengan Suharso.
"Kalau bisa pengganti dari internal, karena banyak kader kita yang bagus," ujarnya.
Simak Video "Video Dudung Tak Minat Jadi Ketum PPP: Saya Belum Mau Berpolitik"
[Gambas:Video 20detik]
(dpe/dte)