Gang-gang Penuh, Jalur Alternatif Sidoarjo-Surabaya Tak Luput dari Macet

Sorot

Gang-gang Penuh, Jalur Alternatif Sidoarjo-Surabaya Tak Luput dari Macet

Tim detikJatim - detikJatim
Selasa, 16 Agu 2022 17:59 WIB
jembatan ngelom sepanjang macet
Kawasan Jembatan Ngelom macet dari segala penjuru (Foto: Icha/detikJatim)
Surabaya -

Warga Sidoarjo yang mengais rezeki di Surabaya pasti paham dan berpengalaman menembus kemacetan. Saat jalur utama Sidoarjo-Surabaya macet, mereka akan cari jalur alternatif. Namun kini, jalur alternatif pun full kendaraan dan macet.

Semua kendaraan tumplek blek seakan mencari jalur-jalur alternatif untuk mempercepat tiba di tempat tujuan. Namun lagi-lagi jalur tersebut justru membuat macet panjang. Jalur alternatif yang kerap macet yakni perbatasan Sidoarjo-Surabaya. Tepatnya, Jembatan Baru Ngelom Sepanjang (Perbatasan Sidoarjo-Surabaya), Jembatan Lama Karang Pilang (Perbatasan Sidoarjo-Surabaya), Bebekan Sepanjang Tani.

Jam-jam kemacetan ini terjadi saat pagi mulai pukul 06.00 hingga 08.00 WIB, jam makan siang pukul 11.30 WIB hingga 13.00 WIB dan sore hari pukul 16.00 hingga 18.30 WIB.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagi warga yang tinggal di perbatasan Kelurahan Sepanjang, Karangpilang, kemacetan terjadi sejak bermunculan perumahan dan pabrik-pabrik di beberapa kawasan. Rerata kendaraan yang menumpuk di kawasan rata-rata warga dari Mojokerto, Krian, Trosobo, Sukodono, Driyorejo dan lain-lain.

Rata-rata pengguna jalan yang melintas mengaku melewati jalur alternatif dikarenakan jalan utama sudah macet dan full. Namun ternyata jalur alternatif pun tak kalah macet.

ADVERTISEMENT

"Kalau macetnya sejak kapan kurang tahu. Tapi sejak banyak perumahan baru dan pabrik akhirnya jalan-jalan ini tidak pernah longgar. Soalnya semua kendaraan cari jalur alternatif, terus trailer dan mobil tangki pabrik-pabrik keluar semua. Jalanan sepi itu hari libur dan malam hari," kata seorang warga Sepanjang, Isti (40) panjang lebar kepada detikJatim, Selasa (16/8/2022).

Ibu dua anak ini mengaku dirinya pasti bertemu dengan kemacetan dan berusaha mencari jalur kampung mengantar anaknya berangkat sekolah. Dirinya pun rela naik motor dari rumahnya dan berhenti di gang-gang atau kampung lalu mengantar anaknya menyeberang ke sekolah dengan berjalan kaki.

Hampir semua kendaraan masuk ke gang sempit. Baca di halaman selanjutnya.

"Kalau tidak dengan cara ini (menyeberangkan anak dengan jalan kaki), pasti anak-anak telat masuk sekolah gara-gara macet terus," tegas wanita yang menyekolahkan anaknya di MI Bahauddin Ngelom.

Saat ini, semua gang dan kampung dilewati kendaraan untuk mencari jalur alternatif. Hampir semua kendaraan masuk gang-gang sempit. Tak jarang warga yang tinggal di gang dan kampung mengaku matanya terasa perih jika kendaraan berhenti di gang-gang

"Sering sekali gang-gang dan kampung-kampung mulai Tawangsari sampai Megare full kendaraan. Itu karena jalan utama dan jalur alternatif sudah penuh kendaraan. Sampai-sampai pejalan kaki tidak bisa lewat. Malah banyak warga mengaku matanya perih kalau sudah mandeg jegrek," keluhnya.

Katijo (50) warga Ngelom yang memiliki toko kelontong di pinggir jalan tepatnya di seberang jembatan mengaku jika macet terjadi, suara klakson pasti ramai. Itu dikarenakan semua kendaraan saling berebut.

"Ada polisi dan tidak ada polisi macet tidak bisa dihindari. Pasti macet panjang sampai SPBU Kalijaten. Lebih 1 Km," keluhnya.

Dia mengaku tak jarang terjadi kecelakaan atau pertengkaran antar pengguna jalan saat kendaraan saling serobot. Semua tidak mau mengalah, semua kendaraan saling mendahului agar terbebas dari kemacetan.

Sementara pengguna jalan, Maulana (35) warga Krian mengaku sengaja mencari jalur alternatif lantaran tidak ingin bersusah payah menembus macet dan takut telat masuk kerja.

"Saya harus masuk pagi. Tapi berangkat jam berapapun, baik jam 06.00 atau 06.30 WIB tetap macet. Jadi semua kendaraan ya numpuk," tegasnya.

Halaman 2 dari 2
(fat/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads