Saat Mas Bechi Ngotot Bantah Memperkosa dengan Keberanian Sumpah Mubahalah

Tim detikJatim - detikJatim
Selasa, 16 Agu 2022 06:03 WIB
Mas Bechi saat menghadiri sidang di PN Surabaya, di ruangan berbeda. (Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim)
Surabaya -

Terdakwa perkara dugaan pencabulan dan pemerkosaan santriwati di Ponpes Shiddiqiyyah Jombang, Moch. Subchi Azal Tsani alias Mas Bechi untuk pertama kalinya mengikuti sidang secara offline di PN Surabaya. Ia dihadirkan bersamaan dengan saksi korban tapi tidak dipertemukan.

Dalam sidang yang berlangsung di Ruang Cakra PN Surabaya mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB itu Mas Bechi hanya bisa menyaksikan dan mendengarkan kesaksian korban dari layar yang disediakan di ruangan yang berbeda, tanpa bisa membantah atau melakukan konfrontasi.

Saat itu, saksi korban menyampaikan berbagai kesaksian tentang perkara dugaan pencabulan dan pemerkosaan oleh Mas Bechi terhadap dirinya. Kepala Kejari Jombang Tengku Firdaus menyebutkan keterangan yang disampaikan korban sudah baik. Namun, korban menangis saat memberi kesaksian tersebut.

"Saksi memberikan keterangan bagus, baik, tapi ada beberapa keterangan yang menangis karena memang psikisnya terganggu dari apa yang pernah dialami ya," ujarnya di PN Surabaya setelah sidang offline perdana yang berlangsung selama 8 jam pada Senin (15/8/2022).

Ketua Tim Kuasa Hukum Mas Bechi, I Gede Pasek Suardika menyebutkan ada sejumlah keterangan dari korban yang disampaikan selama sidang dengan agenda mendengar keterangan saksi itu. Salah satunya tentang pemerkosaan. Menurutnya, Mas Bechi langsung membantahnya saat Majelis Hakim memberinya kesempatan untuk berbicara.

"Mas Bechi membantah adanya persetubuhan itu," kata Gede.

Di hadapan hakim, kata Gede, Mas Bechi membantah memperkosa santriwatinya. Bahkan, menurut Gede, Mas Bechi sempat menawarkan untuk melakukan sumpah mubahalah. Yakni sumpah dalam Islam yang dilakukan dengan tujuan agar Allah melaknat pihak yang berdusta.

"Beliau (Mas Bechi) menawarkan kepada majelis hakim untuk melakukan sumpah mubahalah, tapi apakah dikabulkan atau tidak kita tunggu saja," ujarnya.

Seperti dikutip detikJatim dari laman resmi Perbandingan Madzhab UNIDA Gontor, Mubahalah merupakan sumpah yang diucapkan dua orang atau dua kelompok yang saling merasa benar.

Mereka siap dilaknat oleh Allah SWT jika dalam sumpah itu ia telah melakukan kebohongan. Laknat yang dimaksud bisa berupa penyakit parah, kecelakaan, atau kematian. Tergantung isi sumpah yang diikrarkan.

Tak semua masalah boleh diselesaikan dengan Sumpah Mubahalah. Baca di halaman selanjutnya.




(dpe/iwd)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork