Gus Samsudin, pemilik Padepokan Nur Dzat Sejati di Blitar berpenampilan khas. Dalam setiap penampilannya, ia kerap mengenakan sarung hingga blangkon. Tak hanya itu, Gus Samsudin juga tak pernah memakai alas kaki, orang Jawa biasa menyebut hal ini nyeker.
Hal ini juga dilakukan Gus Samsudin saat mendatangi Polda Jatim untuk diperiksa soal laporannya ke Pesulap Merah. Gus Samsudin hadir dengan nyeker hingga pengakuan blak-blakan tidak memakai sandal.
Ternyata, Gus Samsudin tengah mengamalkan sebuah ilmu. Ilmu yang disebutnya ilmu kabumian ini untuk memahami watak bumi. Salah satu tujuannya, untuk melatih kesabaran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Al Aufar, belajar kabumian, belajar wataknya bumi biar sabar, kayak gitu," kata Gus Samsudin di Polda Jatim Jalan Ahmad Yani Surabaya, Jumat (12/8/2022).
Gus Samsudin mengatakan, amalan ini diciptakan oleh kiai panutannya. Selain agar lebih sabar, diakuinya tak mengenakan sandal hingga sepatu membuatnya lebih sehat.
"Iya tentunya biar sehat, karena amalan yang diciptakan oleh kiai saya. Saya kan mengamalkan asma' karomah Syekh Abdul Qodir Jaelani," papar Gus Samsudin.
Tak hanya itu, saat mengamalkan amalan ini, ia mengaku senantiasa makan makanan hasil bumi yang dipendam.
"Yang mana ketika mengamalkan amalan itu, selama 5 tahun harus ngerowot, hanya makan sesuatu hal yang dipendam, selain itu tidak boleh pakai sandal. Supaya kita bisa belajar kabumian, belajar wataknya bumi supaya sabar," jelasnya.
Saat disinggung sudah berapa lama dirinya mengamalkan hal ini, Gus Samsudin menyebut sekitar 7 tahun. Biasanya, amalan ini dilakukan minimal 11 tahun. "Ya sekitar 7 tahun, minimal 11 tahun," tambahnya.
Ia pun mengatakan, dirinya sudah biasa tidak mengenakan alas kaki. Bahkan saat kakinya terkena panas hingga dingin, Gus Samsudin memilih untuk bersyukur. "Panas dingin dinikmati disyukuri," tambahnya.
Gus Samsudin pernah diusir saat masuk bank karena nyeker, di halaman selanjutnya!
Akibat amalannya ini, Gus Samsudin mengaku pernah diusir saat hendak masuk ke bank. "Pernah masuk bank disuruh keluar, karena nggak pakai sandal," cerita Gus Samsudin.
Lalu, apa yang dilakukan Gus Samsudin usai tak diperkenankan masuk bank? Dengan santainya dia menjawab jika dirinya akhirnya memilih pulang.
"Terus ya pulang hehehe," imbuhnya sambil tertawa.
Hingga kini, saat ada keperluan dengan dunia perbankan, Gus Samsudin menyebut dirinya kerap meminta bantuan santri hingga istrinya.
"Kalau terpaksa ya santri saya atau istri saya yang ke bank, kalau nggak boleh masuk ya nggak masuk," tambah Gus Samsudin.
Namun, jika hendak beribadah ke masjid, Gus Samsudin mengaku kerap mengenakan bakiak. Bakiak atau tarompah merupakan alas kaki yang dibuat dari kayu. Bakiak biasanya memiliki tali yang bahannya terbuat dari karet ban. Bakiak kerap digunakan masyarakat sebagai pengganti sandal hingga ramai dipakai untuk perlombaan 17 Agustus.
![]() |
"Kecuali kalau ke masjid ya pakai teplek itu, plek plek plek, iya bakiak," kata Gus Samsudin.
Sebelumnya, saat datang ke Polda Jatim, Gus Samsudin sempat menyapa para awak media. Gus Samsudin juga tersenyum pada awak media yang menunggunya di depan Gedung Dirreskrimsus Polda Jatim.
Pantauan detikJatim, Gus Samsudin datang memakai sweater berwarna abu-abu. Ia juga memakai sarung hitam dan tak lupa melengkapi tampilannya dengan blangkon hitam. Ia tak mengenakan alas kaki. Kedatangan Gus Samsudin ini didampingi tiga kuasa hukumnya. Ketiganya yakni Dr Supriarno SH MH, Y Radix Wicaksono SH, dan A Rino Walujo SH.
Diketahui, Gus Samsudin sempat berpolemik dengan Pesulap Merah. Pesulap Merah yang tak percaya pengobatan Gus Samsudin sempat meminta pembuktian keaslian ilmu spiritual. Bahkan, Pesulap Merah pernah mendatangi Padepokan Nur Dzat Sejati milik Gus Samsudin di Blitar.
Kedatangan Pesulap Merah ke Blitar sempat memicu cekcok dengan anak buah Gus Samsudin di padepokan. Akhirnya, Kades Rejowinangun turun tangan dan meminta KTP Pesulap Merah. Proses ini sempat alot karena Pesulap Merah awalnya enggan memberikan KTP-nya.
Polemik pembuktian kesaktian ini akhirnya berujung hingga laporan polisi. Gus Samsudin melaporkan Pesulap Merah ke Polda Jatim atas tuduhan pencemaran nama baik hingga ujaran kebencian.