Bayi Meninggal Usai Diajak Motoran Tegal-Surabaya, Ortu: Cukup Saya Saja!

Bayi Meninggal Usai Diajak Motoran Tegal-Surabaya, Ortu: Cukup Saya Saja!

Tim detikJatim - detikJatim
Senin, 08 Agu 2022 09:42 WIB
Ilustrasi kaus kaki bayi
Ilustrasi bayi. Foto: Getty Images/iStockphoto/KulikovaN
Surabaya -

Duka mendalam dirasakan pasangan suami istri (pasutri) asal Tegal, Jawa Tengah, FJ (38) dan RA (37). Bayi enam bulan putri ketiga mereka, meninggal dunia usai dibawa berkendara dengan motor dari Tegal menuju Surabaya. Mereka ke Surabaya untuk menonton pertandingan klub kesayangannya.

FJ pun merasakan penyesalan yang amat mendalam. Aksinya membela klub kesayangan, merenggut nyawa sang bayi. Terlebih, pertandingan tetap berlanjut meski ia berjuang datang hingga mengorbankan putrinya.

"Saya pribadi menyesal sedalam-dalamnya. Karena akibat keegoan saya agar mendapat kebanggaan akan mendukung klub bola yang saya dukung, membawa petaka bagi putri saya," sesal FJ saat dihubungi detikJatim, melalui sambungan telepon, Minggu (7/8).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepada detikJatim, FJ mengaku sengaja curhat di medsos karena memiliki alasan khusus. FJ berharap, warganet, termasuk suporter bola, bisa mengambil hikmah dari kejadian yang menimpa putrinya. Ia juga berharap hal ini tak dialami orang lain.

"Saya berharap cukup saya saja yang mengalami kejadian ini. Karena keegoisan saya agar diakui sebagai suporter yang benar-benar loyalitas tanpa batas, akhirnya anak saya menjadi korban kebodohan saya," kata FJ.

ADVERTISEMENT

Dalam unggahannya, FJ menulis 'akhirnya saya belajar apa makna "Persebaya sak tekone izrail" berkat ketololan yang terbungkus ego dan kesombongan saya. Yang nekat mengajak anak saya yang berusia 6 bulan untuk away dari Tegal ke Surabaya demi melihat @persebayaupdate bertanding home perdana. Semoga cukup saya yang tolol'. Namun, unggahan tersebut sudah dihapus pada Senin (8/8/2022).

Sebelum dihapus hari ini, FJ memperbolehkan kalimatnya dikutip agar menjadi pelajaran bagi suporter lainnya. FJ juga berpesan kepada para suporter yang fanatik pada klub sepak bola, agar tetap mendahulukan hal yang terpenting. Seperti keluarga, pekerjaan, dan orang yang dicintainya.

"Buat teman-teman, jangan pernah mementingkan klub bola kesayangan dari apapun. Tetap dahulukan keluarga, pekerjaan, terutama jangan pernah ajak anak saat melihat pertandingan. Ajak anak lihat melalui tv lebih aman dan nyaman," kata FJ.

FJ juga berharap, kesalahan yang dilakukannya agar tak dialami orang tua lainnya. Hanya karena ingin pengakuan dan identitas diri sebagai suporter sepak bola, harus mengorbankan keluarga.

"Makanya saya pasang di Twitter biar cukup saya yang bodoh. Untuk teman-teman jangan memaksakan diri hanya sekadar butuh pengakuan, butuh identitas, agar diakui sebagai suporter pendukung sepak bola di kota masing-masing," tuturnya.

"Jangan suka menghina atas suporter, jangan terlalu fanatik hingga rela mempertaruhkan nyawa untuk klub bola," imbuh FJ.

Detik-detik meninggalnya bayi 6 bulan, di halaman selanjutnya!

Diberitakan sebelumnya, Pasutri FJ (38) dan RA (37) hendak menonton bola di Surabaya. Ia mengajak serta putrinya yang masih berusia 6 bulan perjalanan dari Tegal, Jawa Tengah ke Surabaya naik sepeda motor. Pertimbangannya, demi menghemat biaya.

"Kalau naik mobil kan habisnya kan sekitar Rp 2 juta. Jadi saya pilih naik motor dari Tegal hari Sabtu (31/7/2022) pukul 17.38 WIB," kata FJ.

Dalam perjalanan ke Surabaya, FJ mengaku sudah berhenti tiga kali di Kota Pekalongan, Kudus, dan Tuban. Hingga ia tiba di Surabaya Minggu (1/8/2022) pukul 07.10 WIB.

"Dari Tuban, saya langsung ke Surabaya karena sudah menyewa tempat penginapan harian di daerah Dukuh Kupang. Sampai pukul 7.10 pagi, itu anak saya masih sehat, masih sempat menyusu sama ibunya. Saya juga sempat beli bubur ayam untuk ibunya. Setelah itu, istri saya memandikan anak saya terus kemudian menyusu lagi," jelas FJ.

FJ menjelaskan dalam proses menyusui setelah dimandikan itulah, bayinya sudah tak mau minum susu kembali. Sebab, saat itu sang bayi batuk-batuk disertai dahak.

"Karena batuk terus, saya kasih Vicks di bagian dada dan punggungnya. Hingga pukul 8.30 sampai pukul 9, kok masih batuk terus, nangis terus, rewel terus kayak kelelahan. Akhirnya saya bawa ke Rumah Sakit.

Ia sempat membawa putrinya ke Rumah Sakit Marinir di daerah Gunung Sari. Ternyata putrinya harus dirujuk ke ke RSAL Surabaya. Tapi takdir berkata lain, putrinya dinyatakan sudah meninggal.

Selain itu, FJ mengungkapkan, dokter menyebut ada cairan di paru-paru anak ketiganya ini. Sebelumnya, FJ sempat membawa anaknya ke RS Marinir di Gunung Sari, Surabaya. Lalu, sang bayi dirujuk ke RSAL Surabaya.

Sesampainya di IGD RSAL, bayi FJ langsung mendapatkan penanganan dari dokter. Namun, saat itu dokter mengatakan jika bayinya sudah tidak bernapas. Dokter pun memberikan alat bantu pernapasan pada bayi. "Setelah dibantu pakai alat pernapasan, napasnya ada lagi," katanya.

FJ pun sempat lega mendengar hal ini. Saat itu, dokter menyebut ada cairan di paru-paru sang bayi. Dokter pun berjanji akan melakukan langkah terbaik, salah satunya dengan mengeluarkan cairan tersebut.

"Kemudian dari hasil analisis, dokter mengatakan ada cairan di paru-paru. Saya bilang lakukan yang terbaik agar anak saya tertolong dok," jelas FJ.

Setelah menunggu cukup lama, dokter mengatakan jika cairan dalam paru-paru sang bayi sudah berhasil dikeluarkan. Namun sayang, jantung putrinya sudah tak lagi berdetak.

Sang bayi dimakamkan di Semarang, halaman berikutnya!

"Sekitar pukul 15.10 WIB saya dipanggil, katanya jantung anak saya sudah nggak berdetak. Terus dibantu lagi dengan alat agar jantungnya berdetak," kata FJ.

Lalu sekitar pukul 16.02 WIB, FJ kembali dipanggil oleh dokter. Bagaikan disambar petir berkali-kali, FJ mendengar kabar jika putri ketiganya itu dinyatakan meninggal dunia.

"Setelah diceritakan kronologi penanganan anak saya, kemudian dokter mengatakan jika anak saya tidak tertolong," tutur FJ.

Sang ayah, FJ, mengisahkan jika anaknya meninggal pada Minggu (1/8) sore di RSAL Surabaya. Kemudian, bayi tersebut langsung dibawa ke Semarang.

"Setelah dinyatakan meninggal, anak saya diantar ke Semarang pakai ambulans RSAL. Karena dimakamkan di sana," kata FJ kepada detikJatim, Minggu (7/8/2022).

Jenazah putrinya sampai di Semarang pukul 11 malam. Namun, FJ menyebut ia tak langsung dimakamkan malam itu juga. Pemakaman dilakukan besoknya.

"Sampai Semarang pukul 11 malam, tapi kita makamkan paginya," imbuhnya.

Halaman 2 dari 3
(hil/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads