Meski tidak menolak proyek pelebaran Jalan Raya Manyar, Manyarejo, Gresik para pedagang yang menggantungkan hidup pada stan yang mereka miliki menolak untuk direlokasi. Sebagai bentuk penolakan, para pedagang memasang spanduk penolakan di depan stan masing-masing.
"Kami enggak menolak pelebaran jalan, karena untuk kepentingan bersama. Tapi kami minta agar relokasi ke tempat yang tepat," kata Ketua Paguyuban Pedagang Manyar Abdullah Syafii, Jumat (5/8/2022).
Abdullah menjelaskan penolakan itu dilakukan karena selain tempat yang kurang strategis, pemerintah hanya menyediakan puluhan stan saja. Padahal, para pedagang yang berada di Jalan Manyar lebih dari 150 pedagang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang di pinggir jalan raya saja sepi, banyak yang tutup pula. Apalagi di dalam lapangan yang jauh dari jalan. Yang disediakan cuman 50 (stan), lainnya pindah ke mana?" jelas Syafii.
Dikatakan Abdullah, lahan yang digunakan untuk relokasi merupakan Tanah Kas Desa (TKD). Pihaknya khawatir relokasi ini hanya sementara dan tak bertahan lama.
"Tanahnya kan milik desa, ke depannya seperti apa? Jangan-jangan sama desa diputus kontraknya dan diganti orang-orangnya sendiri," tambah Syafii.
Untuk itu, pihaknya meminta pemerintah menyelesaikan persoalan relokasi ini dulu. Jangan sampai merugikan pedagang hingga mengakibatkan banyaknya pengangguran setelah relokasi.
"Jika relokasinya tetap berjalan tanpa ada solusi maka semakin banyak pengangguran setelah lapak-lapak itu digusur," tegas Syafii.
Syaffi menegaskan jika proses relokasi yang asal-asalan ini terus dilanjutkan, pihaknya akan menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD Gresik. Mereka juga berencana menggelar aksi penutupan jalan.
"Jelas kami akan melawan pemerintahan yang tidak pro rakyat. Kami dukung pelebaran jalan, tapi jangan rugikan kami," tutup Syafii.
(dpe/iwd)