Proyek Strategis Nasional pelebaran Jalan Manyarejo, Gresik membuat ratusan stan harus tergusur. Meski tak menolak pelebaran jalan, para pedagang yang bergantung pada stan-stan tersebut menolak untuk direlokasi.
Salah satu pemilik stan mebel, Supadi membenarkan para pedagang tak menolak. Namun mereka menolak karena tempat relokasi dianggap sepi.
"Ini semua (pemilik stan) menolak relokasi. Karena relokasinya ke Lapangan Sunan Giri, tempat itu kan sepi. Kalau pelebaran jalan kita setuju saja, karena kepentingan bersama," kata Supadi, Rabu (13/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Supadi, direlokasinya ratusan stan di Jalan Manyarejo ke Lapangan Sunan Giri, sama halnya membunuh perekonomian warga Manyar. Sebab, letak Lapangan Sunan Giri berada jauh dari jalan raya. Tak hanya itu, meski di pinggir jalan, banyak stan tutup lantaran sepi pembeli.
"Sampean lihat saja ini, banyak stan yang tutup. Ini aja di pinggir jalan raya gini ada yang sepi ada yang ramai. Kalau di dalam lapangan, siapa yang mau beli," kata Supadi.
Pria 52 tahun ini mengaku sudah tinggal dan bekerja sebagai tukang mebel di sepanjang Jalan Manyarejo selama 15 tahun. Selama ini, ia hanya menggantungkan hidup keluarganya dari toko mebel miliknya. Ia tidak meminta ganti rugi namun ia hanya meminta solusi.
"Kami nggak minta ganti rugi atau direlokasi. Kami butuh solusi, misalnya saja, di belakang warung, kan ada parit, itu bisa digunakan tempat dengan cara memasang box culvert. Kayak di Mojokerto itu lo mas. Ini ada 80 stan, lah pemilik stan dalam paguyuban ada 150 lebih," tutur Supadi.
Abdul ketua paguyuban stan Jalan Manyarejo mengatakan hal senada. Jika harus dipindahkan, ia menanyakan terkait aspek strategis tempat relokasi. Joko khawatir para pemilik lapak bakal kehilangan pelanggan setelah direlokasi.
"Yang pasti kami setuju dengan rencana pelebaran jalan. Tapi begini, yang kami dengar kios-kios ini akan direlokasi ke area lapangan sana (Manyar Sidomukti). Di sana gelap, sepi siapa yang mau ke sana. Khawatir malah dipakai untuk yang tidak-tidak," ujar Abdul.
Abdul dan pemilik stan lainnya meminta pemerintah daerah untuk mengkaji ulang terkait rencana relokasi dan pemilihan tempat relokasi yang dinilai tidak menguntungkan warga Gresik. Ia meyakini jika relokasi tetap dilakukan, akan bernasib sama dengan Pudak Galery Gresik yang sepi pembeli hingga ditinggal pemilik stan.
"Pada prinsipnya, kami setuju dengan pelebaran jalan, tapi untuk relokasi kios-kios ini tolong dipikirkan atau ditinjau lagi. Jangan sampai ketika dipindah malah sepi. Seperti Pudak Galery Gresik, meski berada di pusat kota, tempat itu sepi pembeli," beber Abdul.
Apalagi, kios di sepanjang Jalan Raya Manyar tidak hanya menjajakan makanan. Banyak di antaranya berupa jasa bengkel dan lainnya. Sehingga ketika dipindah jauh dari jalan raya tentu akan berimbas pada aktivitas usaha mereka. Hal ini yang masih mengganjal pada sejumlah pemilik kios dan stan.
Sementara itu, saat dikonfirmasi detikJatim, Camat Manyar Zainul Arifin mengatakan akan melakukan sosialisasi kembali dengan Bupati Gresik. Ia juga mengingatkan bahwa para pemilik stan menempati tanah yang bukan miliknya selama puluhan tahun.
"Nanti kita sosialisasi lagi, insyaallah pak bupati selalu memikirkan masyarakatnya. Perlu diingat, mereka menempati tanah yang bukan milik sendiri selama puluhan tahun," kata Zainudin.
(abq/iwd)