Rokani (72) dan Suprapto (40) yang ditemukan tewas di rumahnya di Desa Gadingkulon, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang diduga sama sama mengalami gangguan jiwa atau orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang hidup bersama di satu rumah. Mereka bertahan hidup dari donasi yang diberikan orang lain.
Kasat Reskrim Polres Malang AKP Donny Kristian Bara'langi yang menyatakan itu berdasarkan keterangan dari saksi, yakni para tetangga dan perangkat kampung di lokasi tempat tinggal Rokani dan Suprapto.
"Mereka diduga mengalami ODGJ dan tinggal berdua," ujar Donny ketika dikonfirmasi detikJatim, Kamis (4/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam keterangan tertulis yang sebelumnya diterima disebutkan ada keterangan dari perangkat desa setempat yang membenarkan bahwa keduanya, ibu dan anak itu mengalami gangguan kejiwaan. Salah satu bukti yang kentara adalah kondisi rumah yang mereka tinggali yang tidak terawat.
"Kondisi TKP dan rumah korban dalam keadaan tidak terawat, karena penghuni rumah dan anaknya memiliki penyakit gangguan kejiwaan" kata Perangkat Desa yang tidak disebut namanya di dalam keterangan tertulis dari Polres Malang.
Donny pun melanjutkan, Rokani dan Suprapto selama ini menggantungkan hidupnya dari donasi yang diberikan oleh orang lain. Terutama dari warga di sekitar tempat mereka tinggal. Namun, Donny menjelaskan, selama 2 bulan terakhir rumah mereka itu seringkali tertutup.
"Sebelum meninggal mereka hidup bergantung dari donasi warga. Tetapi, kurang dari dua bulan ini rumahnya tertutup," ujar Donny.
Menurut warga setempat yang disampaikan oleh Ketua RT Sukri, setidaknya selama 6 hari terakhir itu rumah Rokani selalu tertutup. Seperti terkunci dari dalam. Hingga beberapa warga mencium bau tidak sedap dari dalam rumah tersebut.
Warga yang curiga dengan bau tidak sedap itu sepakat untuk membuka paksa rumah Rokani dan menemukan perempuan lansia itu dalam keadaan tak bernyawa, telentang di dalam kamarnya, Rabu (3/8) pagi pukul 09.00 WIB. Di hari yang sama warga juga terkejut menemukan jenazah lain di rumah itu.
Karena rumah milik Rokani itu berantakan dan tidak terawat, warga pun bersepakat untuk bersama-sama membersihkannya. Saat itu pukul 16.30 WIB ketika warga kembali dibuat terkejut saat membuka sebuah kamar yang terdapat tumpukan kain yang ternyata di balik kain itu ada jenazah yang sudah tinggal kerangka.
Berdasarkan hasil pemeriksaan Tim Forensik RS dr Syaiful Anwar Malang seperti disebutkan Donny, struktur tengkorak yang telah diperiksa menunjukkan bahwa kerangka manusia yang ditemukan itu berjenis kelamin laki-laki dengan ciri-ciri usia di atas 40 tahun.
Dengan ciri-ciri itu, warga pun meyakini bahwa kerangka manusia itu merupakan jenazah Suprapto, putera Rokani yang selama 9 bulan terakhir tidak pernah terlihat dan tidak diketahui keberadaannya. Sukri selaku Ketua RT menyebutkan, warga tidak tahu keberadaannya karena Rokani dan Suprapto jarang bersosialisasi.
"Rumah korban dalam kondisi tertutup kira-kira sudah lebih dari 6 hari. Karena dia memang sangat jarang bersosialisasi," ujar Sukri dalam keterangan tertulis Polres Malang.
Donny kembali memutakhirkan hasil pemeriksaan Tim Forensik RSSA Malang. Ia menyebutkan bahwa kerangka jenazah diduga Suprapto itu meninggal pada 6 bulan lalu. Sedangkan Rokani ibunya, berdasarkan hasil pemeriksaan tim yang sama, diduga meninggal 4 hari sebelum ditemukan.
"Dari hasil pemeriksaan Tim Forensik usia kematian kerangka itu 6 bulan sebelum ditemukan. Sedangkan untuk jenazah Ibu Rokani itu diketahui meninggal antara 3 hingga 4 hari sebelum ditemukan," kata Donny.
Sebelumnya Donny juga sudah memastikan hasil forensik bahwa tidak ada tanda-tanda kekerasan yang ditemukan baik di tubuh Rokani maupun di kerangka yang diduga jenazah Suprapto.
"Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan maupun luka pada mayat Rokani, serta tidak ditemukan resapan darah maupun tanda kekerasan pada seluruh struktur tulang dan tengkorak yang ditemukan," tegas Donny.
Kini kedua ODGJ yang hidup serumah itu telah meninggal. Warga di sekitar rumah Rokani bahkan baru mengetahui ke mana Suprapto pergi selama ini setelah menemukan jenazah ibunya yang meninggal. Padahal Suprapto diduga sudah meninggal selama 6 bulan sebelum ditemukan.
Segera setelah ibu dan anak itu ditemukan warga menyebutkan bahwa ada permintaan keluarga dan masyarakat setempat yang menghendaki keduanya segera dimakamkan. Baik keluarga maupun warga meyakini bahwa kedua orang itu meninggal karena sakit.
(dpe/iwd)