Busa di Sungai Mulyorejo Sedang Dicek, Walkot Eri Minta Warga Tidak Gupuh

Busa di Sungai Mulyorejo Sedang Dicek, Walkot Eri Minta Warga Tidak Gupuh

Esti Widiyana - detikJatim
Selasa, 02 Agu 2022 22:41 WIB
Walikota Surabaya Eri Cahyadi
Walikota Surabaya Eri Cahyadi (Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Fenomena air sungai dipenuhi busa di kawasan Kejawan Putih Tambak, Mulyorejo tepatnya dari Rumah Pompa Boezem Kalidami I sedang dicek oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya. Untuk itu Wali Kota Surabaya Eri Cahyad meminta masyarakat tetap tenang dan tidak gupuh (terburu-buru khawatir).

Eri mengakui kemungkinan adanya limbah pada sungai sehingga menyebabkan busa yang sangat banyak seperti yang terjadi Selasa (2/8/2022) pagi bisa membahayakan. Namun, untuk menyebutnya berbahaya atau tidak perlu adanya pengecekan laboratorium. Karena itu DLH sudah mengambil sampel airnya.

Dari sampel itulah DLH akan melakukan pengetesan di laboratorium apakah limbah yang menyebabkan busa itu merupakan limbah rumah tangga atau berasal dari limbah pabrik. Kemudian akan diketahui pula apakah limbah yang mencemari sungai itu membahayakan atau tidak bagi masyarakat di sekitarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kan harus keluar sampai segitunya. Kenapa untuk membuktikan itu? Supaya kita tidak berteori. (Karena) teorinya sudah ada, sekian (kandungan limbah) membahayakan. Kita harus ambil sampel airnya dari tempat busa tadi. Apakah ini memang airnya rusak atau tidak," kata Eri di Rumah Dinas Wali Kota, Selasa (2/8/2022).

Eri mengatakan, bila hanya dengan melihat yang terjadi kemudian menyimpulkan bahwa di sungai pembuangan Pompa Air Boezem Kalidami I itu karena terkontaminasi deterjen, hal itu menurutnya bisa-bisa saja. Namun, kesimpulan itu pada akhirnya hanya akan menjadi pendapat berdasarkan penglihatan kasat mata.

ADVERTISEMENT

"Tapi kita (harus) melihat air yang kita ambil ini sampai seberapa pencemarannya terhadap air (baru bisa disimpulkan berbahaya atau tidak,red)," ujarnya.

Mengenai sumber air bersih yang diolah PDAM, Eri memastikan bahwa PDAM memproses air bakunya dengan alat dan proses penyulingan yang panjang sehingga bisa menghasilkan air yang bersih dan siap dikonsumsi oleh masyarakat Surabaya.

"Kalau PDAM itu juga nyuling dari sungai, tapi dia punya alat. Alat ini aman. Mau diambil dari sungai, kan, diolah dulu baru keluar air. Air (harus) sesuai, berapa (kadar kontaminasi) yang (boleh) terkandung dalam air. Baru itulah yang bisa dipakai atau diminum," jelasnya.

Ia meminta masyarakat Surabaya tidak terlalu mengkhawatirkan busa yang muncul di sungai hari ini kemudian berandai-andai bila sungai itu tercemar, air yang menjadi bahan baku PDAM juga turut tercemar. Eri tidak menampik, air baku PDAM bukannya benar-benar bersih dan jernih.

"Jangan kemudian dikhawatirkan ketika sungai itu, umpamanya, ada sabunnya kemudian dimasukkan alat ini akhirnya ikut tercemar. Tidak. Tapi sebenarnya, ketika diambil, kalau pun ada air, sungai kan enggak mungkin bersih, jernih. Pasti ada sesuatu. Tapi berapa kadar yang bisa disuling dengan alatnya PDAM harus diketahui juga," tambahnya.

Oleh sebab itu, Eri tak ingin masyarakat mudah berandai-andai dan menyimpulkan. Ia meminta agar masyarkat bisa saling menenangkan dan membuat suasana tetap "adem".

"Jadi jangan gupuh, tambah keweden (ketakutan) nanti. Tapi ini diambil, dites, kalau bisa diatasi. Kalau (hasil kadar pencemarannya) ringan dan tidak berpengaruh masih bisa disuling dan diminum. Kalau tanpa tes enggak mungkin (memastikan itu)," pungkasnya.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads