Badai bergejolak di internal Demokrat Surabaya. 14 Dewan Pimpinan Anak Cabang (DPAC) mundur dari kepengurusan buntut terpilihnya Lucy Kurniasari sebagai Ketua Demokrat Kota Surabaya. Mereka merasa tak cocok dengan kepemimpinan Lucy.
Salah satu yang mundur adalah Ketua DPAC Asemrowo Sulaiman. Dia mengaku sudah tidak sejalan dengan Lucy. Dirinya mengaku pernah ditipu oleh Lucy.
"Alasannya sudah tidak sejalan lagi, tidak ketemu. Meski kita dipertahankan tetap nggak mau dan nggak mau ketipu dua kalinya. Kalau memang Bu Lucy berjiwa pemimpin, seharusnya mengayomi, tapi malah menyomasi dan mengadu domba antar PAC (di Surabaya)," kata Sulaiman, Selasa (81/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita ini diserang terus, kita diam. Kita ditipu saat bilang ada acara sosialisasi 4 pilar (Lucy sebagai Anggota DPR RI), lah kok jadi acara surat pendukungan PAC ke Lucy," sambungnya.
Sulaiman mengaku saat 2019 lalu, ketika Lucy diangkat Plt Ketua Demokrat Kota Surabaya, pihaknya mendukung. Namun, 3 tahun kepemimpinan Lucy di Surabaya tidak ada progres dan cenderung acuh ke kader tingkat bawah.
"Dulu kami dukung, karena calon tunggal. Sekarang ada Herlina (saat Muscab Demokrat Kota Surabaya 2022), kami butuh yang di Surabaya yang mau ngeramut partai. Kami malu kader nggak bisa menolong ke masyarakat (Lucy). Beda sama Bu Herlina, bahkan di semua dapil nolong," jelasnya.
Sulaiman menganggap Lucy memimpin dengan tangan besi. Jika tak didukung, Lucy tak segan mengganti status pemimpin PAC.
"Ngak pernah ada Bu Lucy nolong (kader) meski DPR RI. Terus ada teman PAC di Pakal, Rungkut kalau nggak mendukung Bu Lucy, mereka di-Plt sama Bu Lucy sebelum Muscab. Beda sama herlina yang ngopeni," lanjutnya.
Sulaiman menegaskan, dirinya bersama pengurus DPAC Demokrat Asemrowo serta Rating Asemrowo memilih mundur dari kepengurusan, namun tetap menjadi kader Partai Demokrat. "Saya mundur dari kepengurusan, tapi saya tetap kader Demokrat sejak 2003," imbuhnya.
Tanggapan Lucy Kurniasari, di halaman selanjutnya!
Sementara Ketua DPAC Wonokromo Syamsul Arifin mengaku tidak sejalan dengan Lucy Kurniasari. Ia menyebut banyak kejadian ganjal saat Lucy memimpin Demokrat Surabaya periode 2019-2022 saat berstatus Plt.
"Ya simpel tidak sejalan dengan Lucy, kalau kita paksakan gimana, ini organisasi partai besar. Saya mundur kepengurusan saja, cooling down dulu lah," katanya.
"Banyak hal yang membuat tidak cocok, yang pasti saya tidak sepaham. Karena kemarin banyak kejadian ganjal saat Bu Lucy memimpin Demokrat Surabaya saat Plt. Banyak hal yang tidak seharusnya terjadi, eman ini partai besar kalau dengan cara gini. Untuk saat ini mundur dari kepengurusan saja, jelasnya kita cooling down dulu," tegasnya.
Dari data yang dihimpun oleh detikjatim, ada 14 DPAC Kota Surabaya yang mundur. Yakni Asemrowo, Gayungan, Sukolilo, Wonocolo, Dukuh Pakis, Karang Pilang, Kenjeran, Semampir, Wonokromo, Pabean Cantikan, Lakarsantri, Simokerto, Tenggilis, Gunung Anyar. Namun DPAC Karangpilang dan Semampir belum mendatangi DPC Demokrat Kota Surabaya.
Terpisah, Lucy Kurniasari menyebut ada 12 DPAC yang mundur bukan 14. Menurut Lucy, ke-12 DPAC itu cepat atau lambat memang akan segera diganti.
"Namun dengan mereka mengundurkan diri, maka pergantiannya menjadi lebih mudah dan dipercepat. Nama-nama penggantinya sudah ada dan akan segera disampaikan ke DPD Partai Demokrat Provinsi Jawa Timur," kata Lucy.
Lucy menjelaskan kronologinya, yakni kemarin Senin (1/8) ada 12 orang dari DPAC Partai Demokrat di beberapa Kecamatan Kota Surabaya mendatangi Kantor DPC Partai Demokrat Surabaya.
Menurut Lucy, sejak kesepakatan Muscab ke IV memang beberapa DPAC akan diganti.
"Mereka melakukan pilihan ganda sehingga dikenakan sanksi. Hal itu dinyatakan oleh salah satu Deputi BPOKK bahwa semua ketua PAC yang melakukan pilihan ganda akan dikenakan sanksi," tandas Anggota DPR RI ini.