.webp)
Padepokan Nur Dzat Sejati milik Gus Samsudin di Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar terpantau sepi usai ditutup. Beberapa polisi dan anggota TNI tampak masih berjaga di lokasi itu.
Berdasarkan pantauan detikJatim, dua gerbang padepokan milik Gus Samsudin tertutup rapat. Suasana depan padepokan terasa sunyi, warga juga melintas seperti biasanya. Namun, keberadaan polisi menjadi pembeda.
"Berdasarkan hasil kesepakatan kedua belah pihak, yaitu warga desa dan pihak padepokan sepakat untuk ditutup dulu, mulai hari ini. Untuk proses tabayun (diskusi) di masing-masing pihak," ujar Kades Rejowinangun Bhagas Wigasto pada detikJatim, Senin (1/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bhagas menyebutkan, penutupan padepokan milik Gus Samsudin akan dilakukan selama tiga hari, hingga Rabu (3/8/2022). Selanjutnya, akan ada mediasi kembali antara pihak warga dan padepokan Gus Samsudin. Mediasi itu rencananya akan difasilitasi oleh Polres Blitar.
"Penutupan tiga hari, setelah itu akan ada mediasi kembali di Polres Blitar," imbuhnya.
Sementara terkait pengamanan, Bhagas menerangkan, sejumlah anggota TNI/Polri masih melakukan penjagaan di area Padepokan milik Gus Samsudin. Mereka berjaga dari kemarin sore hingga saat ini.
"Iya masih ada penjagaan, dari petugas Polsek, Koramil dan sebagainya. Jadi di sana (padepokan) masih dijaga," kata Bhagas.
Diketahui, padepokan Nur Dzat Sejati milik Gus Samsudin digeruduk warga setempat, kemarin Minggu (31/7). Penyebabnya, warga merasa resah. Warga lantas menuntut agar padepokan ditutup.
Gus Samsudin menolak menutup padepokan secara permanen. Akhirnya setelah proses mediasi, kedua belah pihak sepakat padepokan ditutup sementara sebelum tiga hari sebelum adanya mediasi lanjutan.
(dte/dte)
