.webp)
Ketua Umum (Ketum) Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (Zulhas) menyampaikan soal progres Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Ia sampaikan itu saat menutup Rakerwil DPW PAN Jatim di Surabaya.
Setelah menutup Rakerwil yang digelar Sabtu (30/7) di salah satu hotel di Surabaya, Zulhas menyebutkan bahwa KIB masih membutuhkan minimal satu partai lagi agar lebih kokoh.
"Ya nambah satu lagi biar kokoh ada empat kakinya. Meja aja 4 kakinya, kalau tiga kan (gak seimbang). Kami sudah komunikasi dengan partai lain (untuk gabung)," kata Zulhas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zulhas membeberkan, KIB sudah menawari sejumlah parpol untuk bergabung. Di antaranya Partai Demokrat hingga Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
"KIB ya tentu akan menambah partai pendukung, mudah-mudahan bisa satu lagi. Tentu masih panjang belum final, sekarang kan sudah 3. PAN, PPP, Golkar. Kita coba mengajak Demokrat, PKS atau yang mana satu lagi," ujarnya.
Partai mana yang lebih mungkin akan bergabung? Zulhas menyatakan semua kemungkinan masih bisa terwujud. Ia hanya memastikan bahwa KIB adalah koalisi yang hendak merumuskan ke mana Indonesia akan dibawa.
"Segala kemungkinan masih bisa. Kami bertiga (parpol KIB) merumuskan Indonesia mau dibawa ke mana," sambungnya.
Zulhas juga sempat menyinggung situasi politik antara cebong dan kampret. Ia menyebut, politik antara cebong dan kampret sudah membosankan di Indonesia. Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) akan memberi warna baru.
"Masak kita cebong kampret terus udah bosen bertahun-tahun gak produktif, pengap hawanya kalau musuhan terus. Kita kan saudara, keluarga, kita ingin dipindah produktif bikin gagasan untuk membawa negara Indonesia yang maju," kata Zulhas.
Zulhas menjelaskan, KIB akan menggelar acara besar di Jatim pada Agustus 2022 mendatang. Acara ini akan dihadiri langsung oleh pimpinan parpol KIB yakni Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Ketum PPP Suharso Monoarfa, termasuk Ketum PAN Zulhas sendiri hadir.
"Soal KIB kita akan bikin di Surabaya pertemuan ketum parpol KIB. Nanti akan membahas apa yang harus dilakukan oleh bangsa kita untuk menghadapi perubahan dunia yang cepat termssuk geo politik dan perang Rusia-Ukraina, termasuk juga persaingan antara super power Tiongkok dan USA. Indonesia mesti melakukan apa lah untuk menyikapi itu, nah itu yang kita lakukan di Surabaya nanti," ungkapnya.
(dpe/sun)
