Ribuan pelajar Surabaya meramaikan Gebyar Hari Anak Nasional (HAN) di Balai Pemuda. Ada beberapa kegiatan, seperti kampanye stop kekerasan terhadap anak hingga Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berdongeng untuk anak-anak.
Ada pun lomba mewarnai untuk anak PAUD, pameran lukisan, stan UMKM, berbagi lomba pelajar, hingga pertunjukan seni dan budaya. Eri juga memberi bantuan sepeda hingga penyerahan penghargaan bagi para pelajar berprestasi di Kota Pahlawan.
Eri menyampaikan sebuah kota akan menjadi hebat ketika anak-anak sebagai calon pemimpin bangsa telah disiapkan. Baginya, Surabaya tidak akan menjadi kota yang hebat ketika sejak dini anak-anak itu belum merasa nyaman, aman, dan tak memiliki rasa persatuan maupun saling membantu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Makanya selalu saya sampaikan bahwa membangun Kota Surabaya ini harus dengan hati. Bukan sebuah penghargaan yang kita cari, bukan sebuah bangunan monumental yang kita harus wujudkan di Surabaya," kata Eri di Balai Pemuda, Rabu (27/7/2022).
Maka, yang harus dilakukan saat ini ialah bagaimana membangun SDM anak-anak Surabaya. Bagaimana menyiapkan anak-anak agar bisa menjadi calon pemimpin di masa depan yang luar biasa.
"Saya lebih bangga ketika memimpin Surabaya ini dengan bersama-sama kita membangun sumber daya manusia. Kita ciptakan anak-anak Surabaya menjadi anak-anak yang luar biasa dan siap menjadi pemimpin di Surabaya," ujarnya.
Pada puncak peringatan HAN juga diisi 13 tuntutan yang disampaikan oleh perwakilan anak-anak Surabaya. 13 tuntutan itu akan menjadi salah satu program di Pemkot Surabaya.
"Dari 13 tuntutan tadi memang menjadi program pemerintah kota. Saya katakan tadi, membangun Surabaya itu dengan hati, bukan membangun bangunan yang monumental dan kasat mata," jelasnya.
Concern utama pemkot saat ini ialah membangun karakter anak-anak di setiap kampung. Sebab, ia berpandangan bahwa membangun bangunan yang monumental itu akan percuma apabila masih banyak anak di Surabaya yang membutuhkan.
Menurutnya, tumbuh kembang seorang anak juga tergantung dari peran serta dan kondisi para orang tuanya. Oleh karena itu, pemkot juga berupaya untuk mengentas masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
"Nah, itu yang harus dikejar, yang kita maksud membangun Surabaya dengan hati. Bagaimana keluarga punya pendapatan Rp 4 juta dan saya inginnya Rp 7 juta, baru mereka bisa mendidik anaknya. Jadi, tidak bisa dilepaskan dari peran orang tua, karena kebahagiaan orang tua adalah kebahagiaan anak," urainya.
Sementara Wakil Ketua KPAI, Rita Pramawati mengaku bangga kepada anak-anak Surabaya yang hadir dan menampilkan berbagai potensi yang dimiliki. Baginya, kehadiran mereka ini merupakan masa depan Kota Surabaya.
Rita juga mengucapkan selamat kepada Pemkot Surabaya yang telah berhasil meraih Kota Layak Anak Kategori Utama untuk yang kelima kalinya. Baginya, hal tersebut tentu saja sesuatu yang tidak mudah. Namun, ia percaya, di bawah kepemimpinan Eri, Surabaya akan mampu meraih Kota Layak Anak.
"Saya ingin mengingatkan kembali ada persiapan 2 tahun untuk menuju Kota Layak Anak yang sebenar-benarnya. Dengan capaian lima kali ini harus dipersiapkan betul. Saya percaya di bawah kepemimpinan Pak Eri Cahyadi, Surabaya terus maju menjadi Kota Layak Anak," pungkasnya.
(iwd/iwd)