Atap gedung SDN 4 Gelangkulon, Kecamatan Sampung nyaris ambruk. Kondisi ini sudah berjalan 2 tahun. Akhirnya karena khawatir terjadi musibah, para siswa dan guru diungsikan dengan cara menumpang di Gedung Yayasan Dharma Dwipa milik umat Buddha.
Menyikapi laporan tersebut, Sekretaris Komisi D, Relelyanda Solekha Wijayanti mendesak Dinas Pendidikan (Dindik) Ponorogo seharusnya menginventarisir sekolah yang harus mendapat perhatian pada bangunannya.
"Tidak hanya Gelangkulon, sekolah lain juga yang kualitas bangunan memerlukan tahap rehab," tutur Lely kepada detikJatim, Selasa (26/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lely menambahkan Dindik harus segera menganggarkan dengan anggaran yang terdekat. Sebab, kondisi SDN 4 Gelangkulon sudah parah. Tidak hanya atap yang nyaris ambruk pun juga lantainya terpecah akibat tanah gerak.
"Dinas harus mengetahui dan segera melaporkan. Serta menganggarkan yang terdekat, kalau bisa di PAK atau APBD 2023," tandas Lely.
Menurutnya, sekolah menjadi penting karena merupakan pondasi pendidikan dari sebuah wilayah. Jika siswa atau guru harus 'nunut' ke tempat lain, sistem pembelajaran bisa terganggu.
"Saya apresiasi pihak sekolah menitipkan ke tempat lain demi menyelamatkan para siswa, juga terima kasih kepada yayasan telah meminjamkan gedungnya," imbuh Lely.
Sebelumnya, kondisi gedung SDN 4 Gelangkulon, Kecamatan Sampung rusak berat. Tampak kuda-kuda atap yang keropos pun juga lantai keramik pecah.
Para siswa bersama guru pun diungsikan ke gedung milik Yayasan Dharma Dwipa yang berjarak 600 meter dari sekolah utama. Pasalnya, mereka takut sewaktu-waktu atap bisa ambrol dan terjadi musibah. Kondisi ini berlangsung selama 2 tahun.
Kabid Pembinaan SD Dinas Pendidikan Ponorogo, Edi Suprianto mengatakan dari Bappenas ada aplikasi Kolaborasi Perencanaan dan Informasi Kinerja Anggaran (KRISNA) sebagai jalan untuk mengusulkan perbaikan gedung SDN 4 Gelangkulon.
(abq/bdh)