514 Pendonor di PMI Surabaya Masih Belum Tahu Terinfeksi Penyakit Menular

514 Pendonor di PMI Surabaya Masih Belum Tahu Terinfeksi Penyakit Menular

Esti Widiyana - detikJatim
Sabtu, 23 Jul 2022 17:52 WIB
Sejumlah warga di Jakarta mendonorkan darahnya di PMI DKI. Kegiatan donor darah itu bertepatan dengan Hari Donor Darah Sedunia yang diperingati tiap 14 Juni.
Ilustrasi donor darah. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom)
Surabaya -

Sebanyak 514 kantong darah di Palang Merah Indonesia (PMI) Surabaya terinfeksi penyakit menular. Ratusan kantong darah tersebut sudah dimusnahkan. Namun, ternyata 514 orang yang mendonorkan darahnya itu tak tahu bahwa mereka terinfeksi penyakit menular.

PMI Surabaya masih belum memberi tahu kepada para pendonor. Sebab, mereka harus melakukan karantina darah terlebih dahulu untuk benar-benar memastikan.

"Kalau pemberitahuan (kepada pendonor) pasti akan kami beritahu kalau didapatkan hasil reaktif. Untuk saat ini belum (diberitahu)," jelas Kabag Pelayanan dan Humas UDD PMI Kota Surabaya dr Wandai Rasoetedja saat dihubungi detikJatim, Sabtu (23/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ditanya apakah pendonor banyak dari Surabaya atau luar kota, dr Wandai tidak bisa menjawab. Sebab, hal tersebut merupakan privasi data pendonor.

514 kantong darah yang terinfeksi penyakit menular itu diketahui setelah dilakukan pemeriksaan. Yakni Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD) yang dilakukan setelah darah diambil dari pendonor.

ADVERTISEMENT

Saat darah sudah diambil akan dilakukan beberapa pemeriksaan. Di antaranya terkait golongan darah, screening antibodi, dan pemeriksaan IMLTD.

Dengan pemeriksaan IMLTD yang bersifat screening, sekecil apapun virus bisa terdeteksi. Jika hasil dari IMLTD dinyatakan reaktif, maka darah tersebut akan dilakukan karantina dahulu.

"Karantinanya tetap, habis selesai donor, dilakukan sekitar 4 jam sudah ada (hasil). Karantinya sekitar 4 jam untuk pemeriksaan screening hasilnya sudah ada. Kalau hasilnya reaktif akan diperiksa ulang dan darahnya nggak bisa keluar dan tidak bisa didistribusikan," jelasnya.

Setelah itu, PMI akan melakukan pemanggilan kepada pendonor. Nantinya akan diberikan konseling kepada pendonor oleh PMI Surabaya.

"Setelah pemeriksaan ulang hasil reaktif, kami biasanya bersurat ke pedonor. Kami panggil ke PMI nanti akan kita berikan konseling," ujarnya.

Selain itu, juga dilakukan pemeriksaan sebanyak tiga kali dalam satu bulan selama tiga bulan. "Total pemeriksaan sebanyak sembilan kali. Kalau negatif ketiganya baru bisa donor lagi," pungkasnya.




(dte/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads