Akhir Tugas Burung Besi Si Pencetak Penerbang Tempur Kebanggaan Iswahjudi

Akhir Tugas Burung Besi Si Pencetak Penerbang Tempur Kebanggaan Iswahjudi

Tim detikJatim - detikJatim
Sabtu, 23 Jul 2022 09:47 WIB
T50 Golden Eagle merupakan pesawat latih supersonik buatan Amerika-Korea. Berikut spesifikasi mesin hingga kecepatannya.
Pesawat T-50i Golden Eagle/Foto: Istimewa (dok.Lanud Iswahjudi)
Surabaya -

Duka menyelimuti TNI AU. Sang burung besi pencetak penerbang tempur kebanggaan Lanud Iswahjudi Madiun di Magetan mengakhiri masa tugasnya. Pesawat latih tempur T-50i Golden Eagle sempat hilang kontak hingga jatuh di Desa Nginggil, Kradenan, Blora, Jateng. Sang pilot, Lettu Pnb Allan Safitra meninggal dunia dalam insiden ini.

Sebelum pesawat jatuh dan hilang kontak, pihak TNI AU sempat menerima laporan blind. Diketahui, pesawat ini sedang melakukan latihan terbang malam atau Night Tactical Intercept. Dalam latihan, ada dua pesawat yang terlibat.

Kadispen AU Marsma TNI Indan Gilang B memaparkan, pesawat yang dipiloti Lettu Pnb Allan Safitra itu terbang beriringan dengan satu pesawat lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam kesempatan ini saya akan ulang kronologi singkat. Pesawat T-50i Golden Eagle take off dari Lanud Iswahjudi 18.24 WIB, exercise-nya Night Tactical Intercept," kata Indan saat konferensi pers di Lanud Iswahjudi, Selasa (19/7/2022).

"Jadi latihan ini ada 2 pesawat, lettu Allan ini berada di pesawat kedua," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Indan memaparkan detik-detik saat pihaknya menerima laporan blind, kehilangan kontak, hingga pesawat itu terjatuh di Blora. Awalnya latihan terbang malam itu berjalan normal seperti biasanya. Saat proses akan kembali ke markas, salah satu pesawat yang terbang beriringan tidak melihat pesawat yang dipiloti oleh Lettu Pnb Allan Safitra.

"Pukul 19.07 WIB ada broadcast lost contact. Ada laporan blind dari pesawat satunya. Blind itu tidak bisa melihat pesawat (Yang dipiloti Lettu Allan)," jelas Indan.

"Itu kontak terakhir. Coba dikontak oleh petugas lalu lintas udara tapi tidak berhasil," Indan melanjutkan.

Sekitar pukul 19.20 WIB, TNI AU mendapat kabar bahwa pesawat itu jatuh. Laporan awal itu kemudian segera ditindaklanjuti.

"Kami dapat informasi dari Blora kalau ada pesawat yang jatuh. Komandan Lanud Iswahjudi kemudian mendatangkan tim untuk identifikasi, sekaligus mengecek dan memastikan, mengamankan dan mengevakuasi," kata Indan.

Pesawat disebut layak terbang, di halaman selanjutnya!

Di kesempatan ini, Indan menegaskan, pesawat latih tempur ini masih layak terbang. Indan memaparkan, pesawat ini sampai di Indonesia pada tahun 2013 hingga 2014.

"Pesawat ini kami sampaikan datang ke Indonesia pada kurun waktu 2013-2014," kata Indan.

Indan bahkan menyebut pesawat ini masih digunakan siang hari sebelum malamnya dinyatakan hilang kontak dan ditemukan jatuh. Kendati demikian, TNI AU telah membentuk Tim Panitia Penyelidikan Kecelakaan Pesawat Udara (PPKPU) untuk menyelidiki sebab-sebab jatuhnya pesawat terbang.

"Saya kira terbang terakhir kemarin siang ya masih terbang pesawat itu," jelas Indan.

"Namun tentu ini menjadi ranahnya tim PKKPU yang akan mendalami secara komprehensif terkait dengan kondisi pesawat," imbuhnya.

Senada, Dosen Hubungan Internasional (HI) Universitas Brawijaya (UB) Malang yang fokus di studi keamanan dan pertahanan, Wishnu Mahendra Wiswayana mengatakan, pesawat ini masih layak terbang. Dia menyebut, pesawat itu diserahterimakan ke TNI pada 2014.

"Seharusnya layak, kalau pesawat dengan hitungan 2014 ke 2022, sekitar 8 tahun harusnya nggak masalah. Harusnya sangat baik masalah penggunaan, karena pesawat kan bisa 20 sampai 30 tahun," kata Wishnu kepada detikJatim, Selasa (19/7/2022).

Pesawat latih tempur T-50i Golden Eagle ini biasanya difungsikan dalam mempersiapkan pilot mengendarai pesawat dengan spesifikasi lebih tinggi. Pesawat latih ini memiliki misi lengkap. Yakni dari udara ke udara dan udara ke darat.

"Keunggulannya secara bobot kira-kira 15 ton, terus penggunaannya baik pada siang atau malam sangat kompatibel untuk digunakan sebagai pesawat latih. Secara, penggunaan pesawat ini sudah bisa untuk mempersiapkan pilot ke pesawat generasi yang lebih tinggi di atasnya, untuk naik tingkat ya harus pakai pesawat ini," papar Wishnu.

Spesifikasi lengkap pesawat T-50i Golden Eagle, di halaman berikutnya!

Dalam kejadian ini, sang pilot Lettu PnB Allan Safitra langsung meninggal dunia di lokasi. Lettu Allan merupakan putra dari Kolonel Kal Mujianto. Allan merupakan pria kelahiran Jakarta, 2 April 1993. Allan menjadi perwira penerbang lulusan AAU tahun 2015.

Pria 29 tahun tersebut merupakan lulusan Sekolah Penerbang TNI AU tahun 2017. Almarhum Lettu Pnb Allan Safitra Indra Wahyudi meninggalkan seorang istri.

Berdasarkan situs resmi TNI AU, pesawat T50i Golden Eagle merupakan pesawat latih supersonik buatan Amerika-Korea yang dikembangkan Korean Aerospace Industries yang dibantu Lockheed Martin.

Dalam pengembangannya lahir A50 atau T50 LIFT, sebagai varian serang ringan. Pesawat ini dikembangkan sebagai pengganti berbagai pesawat latih dan pesawat serang ringan seperti T38, F5B, dan Cessna A37B Close Air Support yang dioperasikan AU Korea.

Dalam website tni-au.mil.id dijelaskan, program itu awalnya untuk mengembangkan pesawat latih secara mandiri yang bisa menembus kecepatan supersonik.

Sehingga pesawat itu bisa dipakai untuk melatih dan mempersiapkan pilot bagi pesawat KF-16 (F-16 versi Korea). T50i memiliki panjang 43 kaki, dengan lebar sayap 31 kaki, dan tinggi 16 kaki. T50i memiliki kecepatan maksimal 1.5x kecepatan suara atau 1.600 kilometer per jam dengan berat sekitar 14 ton.

Pesawat itu bisa terbang dengan kecepatan maksimum 1.837 km per jam. T50i Golden Eagle dapat terbang dengan ketinggian 55 ribu kaki, seperti pesawat tempur buatan Amerika Serikat F16.



Hide Ads