Respons Bupati Ipuk Soal Marak Kekerasan Seksual di Banyuwangi

Respons Bupati Ipuk Soal Marak Kekerasan Seksual di Banyuwangi

Ardian Fanani - detikJatim
Sabtu, 23 Jul 2022 01:02 WIB
bupati ipuk
Bupati Ipuk (Foto: Ardian Fanani)
Banyuwangi -

Sejumlah kasus kekerasan seksual terjadi di Banyuwangi akhir-akhir ini. Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyayangkan kejadian kekerasan seksual yang terjadi.

Menurut Ipuk, mengantisipasi kekerasan seksual pada anak perlu kerjasama seluruh pihak untuk menekannya sekecil mungkin.

"Pemerintah sudah membuat regulasinya. Mari masyarakat terlibat, minimal harus mengawasi anaknya terutama dari orang tua dan keluarga. Tokoh masyarakat, tokoh agama semuanya punya peran," ucap Ipuk saat merayakan Hari Anak Nasional di Yayasan Panti asuhan SLB YKPTI Banyuwangi, Jumat (22/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Guna mewujudkan sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA), Ipuk mengatakan, pemerintah daerah tidak hanya membuat regulasi atau undang-undang. Namun pelaksanaan di tingkat bawah perlu dukungan bersama.

"Jadi perlu duduk bareng agar kejadian itu tidak terulang lagi," tukas Ipuk.

ADVERTISEMENT

Ipuk juga berpesan peran orang tua terhadap anak sangat penting untuk pertumbuhan anak.

Orang tua bisa membangun komunikasi yang baik dengan anak. Senantiasa menjadi pendengar setia anak, bisa mendengar keluhan, kebahagiaan dan keseharian anak, serta memperhatikan pergaulan anak sehari-hari.

"Orang tua, harus bener-bener membekali anaknya, pola asuh, kedekatan dengan anak, pendidikan keluarga, agar paham kondisi anaknya," tandas Ipuk.

Menurutnya, para pelaku pemerkosaan dan pencabulan yang korbannya masih di bawah umur, bukan orang terbelakang. Bahkan beberapa pelaku juga terpengaruh dengan miras dan obat-obatan terlarang.

"Dimana pelakunya adalah orang-orang berpendidikan. Sehingga ini menjadi perhatian kita," pungkas Bupati Ipuk.

Perlu diketahui, kasus pemerkosaan dan pencabulan anak di bawah umur mencuat di di Banyuwangi. Di antaranya adalah kasus pimpinan ponpes di Banyuwangi yang dilaporkan melakukan aksi pencabulan dan pemerkosaan sebanyak 6 santri. Selanjutnya, adalah kasus pencabulan dan pemerkosaan yang dilakukan oleh oknum guru di Kecamatan Genteng.

Yang terbaru, adalah pemerkosaan yang terjadi pada remaja di Kecamatan Blimbingsari, yang digilir oleh 3 orang hingga hamil dan melahirkan. Korban dicekoki minuman keras kemudian diperdaya oleh ketiganya hingga tiga hari. Kasus ini masih ditangani oleh Polresta Banyuwangi.




(iwd/iwd)


Hide Ads