Arinda Jessy, Crosser Asal Malang Si Ratu Tanjakan

Arinda Jessy, Crosser Asal Malang Si Ratu Tanjakan

Muhammad Aminudin - detikJatim
Kamis, 14 Jul 2022 14:20 WIB
Nama Arinda Jessy cukup disegani di kalangan pembalap trail Tanah Air. Di tengah karirnya sebagai crosser, Arinda dinobatkan sebagai Ratu Tanjakan.
Arinda Jessy di lokasi balapan/Foto: Istimewa (dok.Instagram Arinda Jessy)
Malang -

Nama Arinda Jessy cukup disegani di kalangan pembalap trail Tanah Air. Di tengah karirnya sebagai crosser, Arinda dinobatkan sebagai Ratu Tanjakan.

Julukan Ratu Tanjakan muncul setelah crosser wanita asal Tumpang, Kabupaten Malang itu menjadi juara di Free For All (FFA) spesial engine 250 CC yang digelar di Cilacap, Jawa Tengah pada 2022.

"Penobatan Ratu Tanjakan Indonesia bertempat di Cilacap, 2022 lalu. Ketika saya ikut FFA SE 250 CC. Saya pikir saya tidak bisa meraihnya karena yang diadu bukan antarkota atau kabupaten, melainkan seluruh Indonesia, dan saya mendapatkan podium 1," ucap Arinda saat berbincang dengan detikJatim, Kamis (14/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak kecil Arinda mengaku sudah bercita-cita menjadi pembalap trail. Mimpi itu kemudian yang mendorong Arinda untuk berani mencoba.

"Awal terjun 2017 hanya iseng karena dalam pikiran gak mungkin juga cewek jadi pembalap seperti di luar negeri. Itu mimpi saya ingin bisa menaiki motor," tutur perempuan kelahiran 1999 ini.

ADVERTISEMENT

Hobi yang diinginkan alumni SMK Diponegoro Tumpang ini tentu sempat mendapat penolakan dari kedua orang tuanya. Apalagi Arinda merupakan anak perempuan, sementara dunia otomotif lebih identik dengan laki-laki.

Seiring berjalannya waktu, kedua orang tua Arinda tak lagi berkomentar. Terlebih banyak piala yang diboyong Arinda dari kejuaraan yang diikuti.

Nama Arinda Jessy cukup disegani di kalangan pembalap trail Tanah Air. Di tengah karirnya sebagai crosser, Arinda dinobatkan sebagai Ratu Tanjakan.Arinda Jessy merayakan kemenangan/ Foto: Istimewa (dok.Instagram Arinda Jessy)

Demi mewujudkan mimpinya, Arinda rela meninggalkan hobi sebagai model dan bekerja untuk bisa menabung. Uang tabungan itu kemudian dibelikan motor second seharga Rp 15 juta.

"Ortu gak mendukung awalnya, sampai untuk beli motor nabung sendiri dari hasil kerja. Beli pertama motor second seharga Rp 15 juta," terang alumnus Universitas Merdeka Malang ini.

Setelah punya motor trail, Arinda mulai berlatih sendiri. Momen ia berlatih secara otodidak sering diunggah di media sosial.

Merasa sudah mahir mengendarai motor trail, Arinda mengikuti beberapa kejuaraan motor trail. Arinda lalu mendapat tawaran bergabung dengan tim motor trail di Sulawesi.

Di sana, Arinda banyak mendalami tentang dunia balapan trail. Juga banyak bertemu dengan senior-senior dan mengajarinya.

"Dari sana kemudian saya banyak mengikuti kejuaraan trail dan berhasil menjadi juara," katanya.

Arinda tak luput dari cedera ketika sering berlomba di beberapa event. Yang terparah saat mengikuti kejuaraan di Kalimantan Selatan. Ia sampai harus dilarikan ke rumah sakit.

"Cedera pernah, dulu pernah di Kalimantan Selatan sampai masuk rumah sakit. Untuk berlatih juga perlu menguatkan otot dengan nge-gym," terangnya.

Dalam waktu dekat, Arinda akan menghadiri undangan sebagai bintang tamu di Maros, Sulawesi Selatan. Arinda mengaku akan terus menekuni hobinya sebagai pembalap motor trail hingga mendapatkan pasangan hidup dengan kesukaan yang sama.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Tampang Pembunuh Wanita di Losmen Kota Malang"
[Gambas:Video 20detik]
(sun/sun)


Hide Ads