Nasib nahas dialami AH, bocah berusia 5 tahun warga Desa Bajang, Kecamatan Balong, Ponorogo. Saat hendak menyantap jajanan ice smoke atau 'Es Smok' hasil olahan nitrogen cair, tetiba sekujur tubuhnya dilalap api hingga ia mengalami luka bakar 30%.
Kepala Departemen Kimia Institut Tekonologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof Fredy Kurniawan menjelaskan, nitrogen cair hingga mengeluarkan api itu tidak tepat. Ia menegaskan, nitrogen yang memiliki rumus kimia N2 tidak dapat mengeluarkan api.
Sesuai rumusnya, yakni N2, angka dua itu menandakan subscript alias tidak dapat mengeluarkan api.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"N2 pada temperatur kamar bentuknya gas. Dinaikkan tekanannya jadi cair. N2 ini sangat dingin di bawah titik beku air," kata Prof Fredy saat dihubungi detikJatim, Rabu (13/7/2022).
Menurutnya, ketika zat ini ada di suhu yang sangat dingin, sentuhan organ manusia secara langsung tidak diperbolehkan. Sebab, meski nitrogen tidak mengeluarkan api, tapi zat itu mampu mengakibatkan cold burn (terbakar karena suhu sangat dingin). Kemungkinan, cold burn itu yang diasosiasikan dengan api oleh orang tua AH.
"Bekas terbakar pada temperatur yang dingin. (Sama dengan bekas terbakar dengan api) kulit seperti melepuh," ujarnya.
Dia menambahkan, ice smoke, jajanan hasil olahan dengan nitrogen cair yang sebelumnya dikenal Dragon's Breath atau Napas Naga, akan sangat berbahaya dikonsumsi bila tidak diolah dengan benar. Makanan yang diolah dengan nitrogen cair dengan cara yang tidak benar akan menyebabkan luka bakar serius.
"Luka bakar serius (menjadi risiko paling bahaya). Ini benar-benar tidak boleh sampai tersentuh. Efek lain ketika nitrogen menguap yakni akan mengusir oksigen," ujar Prof Fredy.
Terlebih jika pembuatannya tidak sesuai dengan cara yang benar. Nitrogen cair di dalam makanan akan menyentuh bagian tubuh manusia seperti mulut, tenggorokan, bahkan bila masuk ke perut dampaknya akan lebih fatal lagi.
"Anda bayangkan kalau penjual itu tidak tahu, ditambahkan dalam jumlah agak banyak. Ada yang menguap, ada yang masih liquid. Yang liquid bisa masuk mulut dan menyebabkan terbakar mulutnya," katanya.
Ada buku yang menjelaskan soal penggunaan nitrogen cair untuk kuliner. Apa isinya? Simak halaman selanjutnya!
Dia mengakui, memang ada sebuah buku penggunaan nitrogen cair untuk kuliner yang dikarang Agnes Bertha Marshall sekitaran 1900-an silam. Seperti yang ada di dalam buku tersebut, pengolahan makanan dengan nitrogen cair ini menggunakan cara khusus dan tidak bisa sembarangan.
Seperti dijelaskan di dalam buku itu, Fredy mengatakan, nitrogen cair dipakai untuk mendinginkan adonan makanan dengan sangat tiba-tiba, sehingga muncul air kristal yang bertekstur lembut. Dalam konteks buku itu adalah olahan es krim. Makanan itu baru aman dimakan bila seluruh nitrogen telah menguap.
Sementara, para penyedia ice smoke di jalan atau di pasar malam, menurut Prof Fredy hanya mementingkan efek smoke atau asap. Sebab, setitik saja N2 dimasukkan di makanan akan segera menguap menjadi asap. Bila pemberian nitrogen cair itu tanpa perhitungan yang tepat, masih akan tersisa cairan nitrogen yang turut dikonsumsi dan menyebabkan bahaya.
Sebelumnya, seorang bocah berusia 5 tahun bernama AH warga Desa Bajang, Kecamatan Balong mengalami luka bakar 30 persen. Ia terluka setelah jajanan nitrogen cair Ice Smoke yang dinamai 'Es Smok' yang baru ia terima dari pedagang tiba-tiba mengeluarkan api hingga akhirnya menyambar sebagian tubuhnya.
Sutrisno (46), ayah korban AH menceritakan kronologi yang menimpa putra kesayangannya. Selasa (12/7) sore kemarin di Desa Ngasinan, Kecamatan Jetis, dia bersama anaknya hendak melihat pertunjukan Reog.
Di lokasi itu ada penjual jajanan. Salah satunya yang bernama Es Smok. Lalu, sang anak meminta dibelikan. Awalnya tampak normal, penjual itu mengambil jajanan seharga Rp 20 ribu seporsi itu lalu diberikan nitrogen cair.
"Langsung tak belikan. Baru lepas dari tangan penjualnya, dibawa anak saya, tiba-tiba keluar api langsung membakar anak saya," tutur Sutrisno kepada wartawan, Rabu (13/7/2022). "Kejadiannya cepat sekali. Saya spontan mematikan api pakai tangan saya. Tangan saya ikut terbakar."
Sutrisno segera melepas kaos anaknya yang sudah terbakar lalu melarikannya ke puskesmas terdekat. Oleh puskesmas puteranya dirujuk ke rumah sakit untuk mendapat perawatan lebih lengkap. Berdasarkan diagnosis awal di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSU Muslimat Ponorogo, korban AH mengalami luka bakar grade II dengan luasan 30%.