Kemarahan Wali Kota Eri soal Dolly-Moroseneng Disebut Masih Ada Prostitusi

Kemarahan Wali Kota Eri soal Dolly-Moroseneng Disebut Masih Ada Prostitusi

Esti Widiyana - detikJatim
Rabu, 13 Jul 2022 14:30 WIB
wali kota surabaya eri cahyadi
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi benar-benar geram saat mendengar kabar prostitusi terselubung di eks lokalisasi Dolly dan Moroseneng. Orang nomor satu di Kota Pahlawan itu bahkan sampai turun sendiri untuk mengecek kebenaran informasi itu.

Setelah memastikan sendiri, Eri menegaskan bahwa Dolly dan Moroseneng sudah tidak ada prostitusi. Wisma-wisma di sana tutup.

Eri menyinggung soal dunia yang menjadi tempat banyak orang membuat fitnah. Jika ada orang yang menemukan ada prostitusi terselubung di Surabaya, harusnya langsung menyampaikan ke RT/RW, lurah, atau camat setempat. Bukannya malah membuat gaduh lantas tidak menuntaskan kabar yang telah disebar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kok kesukaannya bikin berita jleb habis gitu pergi. Kalau umpamanya jleb, bener dia bilang 'aku yang bikin berita, aku ngerti dan tak tutup kalau ada'. Nah itu baru wong Surabaya amar ma'ruf nahi munkar jalan," tegas Eri kepada detikJatim, Rabu (13/7/2022).

Menurut Eri, jika mengatakan prostitusi buka, maka harus dilihat langsung fakta di lapangan.

ADVERTISEMENT

"Kalau ada yang buka dan ada yang tahu, kalau kita orang baik dan punya akhlatul kharimah, tutup itu. Kalau dia tahu ada yang buka, kenapa nggak ditegur? Kenapa nggak disampaikan kepada RT, kenapa tidak disampaikan RW? Kita ini orang yang beragama, kok berani ngomong tapi nggak berani nutup," sebut Eri.

Tetapi jika tidak ada prostitusi seperti kenyataan sekarang, Eri merasa kasihan warga yang merasakan dampak kegaduhan tersebut. Seperti di Dolly. Warga bisa berontak karena menghambat perekonomian yang sudah berkembang.

"Karena apa? Di sana PAUD sudah naik, ekonomi jalan semua mulai bergerak. Janganlah memunculkan opini atau apapun, karena kasihan warganya. Kalau kita ini cinta Kota Surabaya, ketika tahu yang tidak benar, amar ma'ruf nahi munkar, turun, jangan berbicara yang tidak-tidak," ucapnya.

"Sehingga apa? Akhirnya membuat gaduh, akhirnya warga ngamuk dan mangkel, karena semua ekonomi dan kegiatannya itu jadi terhambat," Eri melanjutkan.

Eri meminta warga yang memang benar-benar melihat tempat prostitusi di manapun untuk langsung melapor.

"Tapi janganlah membuat sesuatu yang nggak benar. Saya berharap kepada warga Surabaya, kalau cinta kota dan beragama, jalankan dan jangan banyak bicara!" tandas Eri.

Pernyataan Eri ini merespons temuan anggota Komisi A DPRD Surabaya, Imam Syafi'i. Sebelumnya, Imam mengaku melakukan investigasi sendiri di Dolly dan Moroseneng. Di Moroseneng, ia mendapati sekitar 10 wisma yang buka. Bahkan, ia sempat memotretnya. Sedangkan Dolly disebut ada prostitusi terselubung pada jam tertentu.




(dte/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads