Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memastikan tidak ada praktik prostitusi terselubung di eks lokalisasi yang ditutup pemkot. Baik di Dolly maupun Moroseneng. Eri bahkan sudah turun langsung mengecek sendiri kebenaran kabar adanya prostitusi terselubung di dua tempat tersebut.
Jajarannya, seperti camat, lurah hingga OPD terkait juga sudah melakukan patroli dan pengecekan rutin. Hasilnya juga tidak ditemukan praktik esek-esek.
"Jadi gini, kalau saya turun itu sudah saya lakukan. Jadi seperti yang di Dolly dan Moroseneng, itu saya pun juga turun ke sana. Saya hanya memastikan di sana, tidak ada," tegas Eri kepada detikJatim, Rabu (13/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika di lapangan tidak ada prostitusi, Eri meminta warga ikut menyampaikannya. Agar masyarakat luas tahu bahwa memang tidak ada prostitusi yang buka di Dolly maupun Moroseneng.
"Jangan wali kotanya yang sampaikan. Karena apa? Kalau wali kota yang menyampaikan, seakan-akan membenarkan dirinya. Tapi kalau warga yang menyampaikan, ayo didengarkan warga Surabaya. Lah kalau satu ngomong elek, sepuluh bilang bagus, ada dua bilang elek tapi seratus bilang bagus, lah yang benar yang mana," jelasnya.
"Makanya, saya bilang dunia ini tempat fitnah. Ketika dunia ini tempatnya fitnah, banyak yang berbicara, ayo hilangkan itu. Jalankan saja amar ma'ruf nahi munkar kita sebagai manusia. Kalau kita orang beragama, janganlah membuat gaduh! Tapi kalau tahu ada yang nggak benar, hentikan itu," tambahnya.
Eri menegaskan, Surabaya merupakan kota kelahiran Bung Karno. Surabaya adalah kota pejuang dan tempat para kiai. Jika memang menemukan prostitusi dan berani menginformasikannya, maka harus menuntaskan informasi yang telah disebar.
"Kok kesukaannya bikin berita jleb, habis gitu pergi. Kalau umpamanya jleb, benar dia bilang 'aku yang bikin berita, aku ngerti dan tak tutup kalau ada'. Nah, itu baru wong Surabaya amar ma'ruf nahi munkar jalan," kata Eri.
"Tapi, kalau habis ngomong mari ngunu nggak wani nutup, yawis bener atau nggak kita nggak tahu. Benar atau nggak, diucapkan atau tidak, kita nggak tahu," tukasnya.
Pernyataan Eri ini merespons temuan anggota Komisi A DPRD Surabaya, Imam Syafi'i. Sebelumnya, Imam mengaku melakukan investigasi sendiri di Dolly dan Moroseneng. Di Moroseneng, ia mendapati sekitar 10 wisma yang buka. Bahkan, ia sempat memotretnya. Sedangkan Dolly disebut ada prostitusi terselubung pada jam tertentu.
(dte/dte)