Dirut RPH Surabaya Fajar Arifianto Isnugroho memastikan sapi kurban yang ada di RPH terbebas wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Pihaknya pun telah mempersiapkan SOP pemotongan, sesuai dengan surat edaran dari Menteri Pertanian.
"Kami sudah siapkan SOP dari Menteri Pertanian, bedanya kalau di RPH Surabaya menyediakan tempat untuk perebusan daging, jeroan, maupun kaki seandainya memang ada indikasi yang mengarah pada PMK," kata Fajar kepada wartawan di RPH Pegirian, Minggu (10/7/2022).
Sebelum daging diedarkan, RPH juga mengeluarkan surat keterangan produk hewan. Surat tersebut menyatakan bahwa daging kurban aman dikonsumsi oleh masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini karena kita kan harus menjamin daging ini aman untuk dikonsumsi masyarakat," ujarnya.
Sedangkan waktu pemotongan hewan kurban, RPH Surabaya mulai melayani pada hari Sabtu, Minggu, Senin dan Selasa. Fajar mengatakan bahwa pelaksanaan pada Sabtu, dilakukan untuk menghormati pihak yang melaksanakan hari itu.
"Untuk hari Sabtu, kita siapkan untuk tim pemotongan dan tim pengemasan. Tim pemotongan ada lima, satu timnya terdiri dari 8 orang. Sedangkan tim pengemasan satu timnya ada 10 orang," jelasnya.
Pada Sabtu (9/10) kemarin, RPH Surabaya memotong sebanyak 15 ekor. Sedangkan untuk hari Minggu dan senin ada 70 ekor sapi yang akan dipotong.
"Karena kami sudah sold out hari Kamis. Jadi kami hari ini fokus pada jadwal pengiriman dan pemotongan," katanya
Selain itu, untuk tahun ini warga yang menyaksikan pemotongan di masjid masih tetap dibatasi seperti tahun sebelumnya. Pasalnya, meski angka COVID-19 di Surabaya melandai, namun bila banyak yang melihat, maka akan mempersulit alur kinerja dari petugas RPH.
"Kan ada lalu lintas daging yang harus dibawa ke tempat pengemasan. Terus dokter kita juga memeriksa sapi yang datang dari luar. Kalau perwakilan saja tidak apa-apa. Untuk kemasan daging RPH Surabaya hanya menyediakan plastik food grade," pungkasnya.
(iwd/iwd)