PWNU Jatim Harap Warga Tak Takut Titipkan Anak ke Ponpes

PWNU Jatim Harap Warga Tak Takut Titipkan Anak ke Ponpes

Faiq Azmi - detikJatim
Jumat, 08 Jul 2022 22:33 WIB
PWNU Jatim imbau masyarakat tidak takut titipkan anaknya ke Ponpes
PWNU Jatim imbau masyarakat tidak takut titipkan anaknya ke Ponpes. (Foto: Faiq Azmi/detikJatim)
Surabaya - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur mengimbau masyarakat tidak takut menitipkan putra dan putrinya ke lembaga pendidikan pondok pesantren. Ini disampaikan setelah terjadinya kekerasan seksual di ponpes di sejumlah daerah.

Wakil Ketua PWNU Jatim KH Abdussalam Shohib yang menyampaikan imbauan itu merespons terjadinya sejumlah kekerasan seksual di pondok pesantren di sejumlah wilayah di Jatim.

"Tentu kami berharap dengan tuntasnya insiden ini (kasus kekerasan seksual di Ponpes Shiddiqiyyah) menjadikan masyarakat tetap yakin dengan keberadaan pesantren sebagai lembaga pendidikan yang layak dipercaya khususnya dalam masalah akhlaq dan ilmu agama," kata KH Abdussalam Shohib kepada detikJatim, Jumat (8/7/2022).

Pria yang akrab disapa Gus Salam itu meminta masyarakat tidak menggeneralisasi kasus kekerasan seksual yang terjadi di Ponpes Shiddiqiyyah dan ponpes lainnya. Sebab, kasus-kasus itu merupakan perbuatan oknum, bukan mengatasnamakan institusi.

"Bahwa kejadian ini dan semisalnya kalau nanti memang terbukti, itu adalah perbuatan oknum, bukan institusi," tegasnya.

Gus Salam juga berpesan ke seluruh pengasuh pondok pesantren di Jatim untuk menjadikan kasus di Shiddiqiyyah sebagai momentum memperbaiki tata kelola ponpes.

"Sebenarnya Ini juga momentum bagi kami sendiri, pengasuh dan pengelola pesantren untuk lebih berhati-hati, juga bersungguh-sungguh untuk menjalankan amanat dengan bertanggung jawab. Untuk merenungkan kembali apa niat dan tujuan ulama pendahulu mendirikan pesantren," jelas Pengasuh Ponpes Denanyar Jombang ini.

Sementara, Ketua RMI Jatim KH Iffatul Lato'if menyampaikan pesan ke masyarakat agar memilih pondok pesantren yang memiliki ajaran jelas serta dibimbing kiai yang berkompeten.

"Masalah pesantren di dalam UU Pesantren, juga di dalam Perda Pesantren yang dikeluarkan DPRD Jatim itu sudah jelas bahwa akan rukun-rukun di dalam pesantren. Jadi ada kiai dan di situ kiai harus memiliki kompetensi sebagai kiai. Kiai itu harus memiliki kompetensi ilmu yang jelas," ujarnya.

Gus Toif, sapaan akrabnya, juga akan terus mensosialisasikan pesantren ramah anak bersama Kemenag Jatim dan 38 kabupaten/kota.

"Kami akan melanjutkan acara pembentukan satgas pesantren ramah santri. Nanti PC (Pengurus Cabang) RMI di kabupaten kota yang akan menjadi satgas. Tugasnya pembinaan sekaligus mengunjungi pesantren di bawah RMI. Kami juga mendata bersama Kemenag, pesantren di Jatim beserta afiliasinya, karena sejak awal pesantren yang muncul, kan, dari NU, ya. Baru-baru ini saja karena fasilitas dari pemerintah ada pesantren lain (afiliasinya)," ujarnya.


(dpe/iwd)


Hide Ads