Haru menyelimuti suasana di kediaman kakek Muhadi. Usai berpisah selama 30 tahun, ia akhirnya kembali berkumpul dengan keluarganya di Trenggalek. Selama di perantauan, Muhadi berulangkali mencoba pulang, namun selalu gagal.
Awalnya, Muhadi berniat merantau ke Malaysia untuk mengadu nasib. Hal ini ia lakukan demi menghidupi anak dan istrinya. Namun, ia justru terdampar dan terlantar di Sumatera Utara.
"Niatku waktu itu memang kerja cari uang untuk anak bojo (istri)," kata Muhadi saat bercerita kepada detikJatim, Selasa (28/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama di perantauan, Muhadi sempat berpindah-pindah tempat demi mendapatkan pekerjaan yang layak. Berbagai pekerjaan pun pernah dilakoninya, mulai dari menjadi buruh kepala sawit hingga serabutan di kampung perantauan.
"Pokoknya kalau aku sudah pergi, disuruh kerja apapun mau," jelasnya.
Selama di Sumatera, Muhadi sempat beberapa kali kirim uang untuk keluarganya di Jawa. Namun, lambat laun penghasilannya terus merosot. Sehingga mengalami kesulitan ekonomi.
Kondisi ekonomi yang pas-pasan membuatnya kelabakan sehingga putus kontak dengan keluarganya di rumah. "Karena kerja hari ini, untuk makan saja masih kurang," imbuhnya.
Niatan untuk pulang kampung ke Jawa Timur selalu ada, namun selalu mendapat kendala. Muhadi mengaku sempat dua kali membeli tiket pulang, namun tidak bisa pulang gegara uang upahnya dibawa kabur pimpinannya.
Tangis haru selimuti pertemuan Muhadi dan keluarganya, di halaman berikutnya:
"Uang saku nggak ada, sudah dua kali gagal terus, dibohongi asistennya (bos) uangnya dibawa kabur," jelasnya.
Kini, penantian panjang Muhadi untuk pulang kampung akhirnya terwujud. Keberadaannya di Labuhanbatu Utara diunggah salah satu karyawan perusahaan kelapa sawit, Syahbudin ke media sosial.
Kisah Muhadi pun viral hingga kabar itu sampai pada keluarga di Tulungagung dan Trenggalek. Bak gayung bersambut, pihak Polres Labuhanbatu dan Polres Trenggalek memfasilitasi pemulangan Muhadi ke Trenggalek.
Tangis haru pecah saat kakek Muhadi bertemu dengan dua anaknya yang menjemput di Bandara Juanda Sidoarjo. Ketiganya langsung berpelukan hangat setelah 30 tahun berpisah.
Muhadi tiba di Bandara Juanda Sidoarjo pada Selasa (28/6/2022) pukul 14.45 WIB. Muhadi didampingi Kanit Binmas Polsek Bilah Hulu, Polres Labuhanbatu, Aiptu Haris Fadillah.
"Bapakku tenan iki (Bapakku beneran ini)," tanya anak ketiga Muhadi, Ali Maksum, sambil meneteskan air mata, Selasa (28/6/2022).
![]() |
"Iyo aku bapakmu tenan iki (Iya aku bapakmu beneran ini)," jawab Muhadi, sambil membuka masker.
Keduanya pun kembali berpelukan erat. Senyuman hangat Muhadi dan dua anaknya pun mengembang setelah kerinduan selama 30 tahun terobati.
"Waduh senang sekali bisa ketemu anak-anak," kata Muhadi.
Anak kedua Muhadi, Alimuddin, mengaku gembira bisa kembali berjumpa dengan ayahnya. Pertemuan yang mengharukan itu sebelumnya tak pernah terbayangkan. Sebab ayahnya telah hilang selama 30 tahun.
"Alhamdulillah bisa bertemu lagi, sangat senang. Terima kasih atas bantuan dan fasilitas dari pihak kepolisian Sumut serta kerja sama dengan Polres Trenggalek," kata Alimuddin.