Muhadi mengaku pada awalnya berniat merantau ke Malaysia untuk mengadu nasib demi menghidupi anak dan istrinya. Namun Ia justru terdampar dan terlantar di Sumatera Utara.
"Niatku waktu itu memang kerja cari uang untuk anak bojo (istri)," kata Muhadi, Selasa (28/6/2022).
Selama di perantauan, Muhadi sempat berpindah pindah tempat demi mendapatkan pekerjaan yang layak. Berbagai pekerjaan pun pernah dilakoni, mulai dari buruh kepala sawit hingga serabutan di kampung perantauan.
"Pokoknya kalau aku sudah pergi, disuruh kerja apapun mau," jelasnya.
Selama di Sumatera, Muhadi sempat beberapa kali kirim uang untuk keluarganya di Jawa. Namun lambat laun penghasilannya terus merosot. Sehingga mengalami kesulitan ekonomi.
Kondisi ekonomi yang pas-pasan membuatnya kelabakan sehingga putus kontak dengan keluarganya di rumah.
"Karena kerja hari ini, untuk makan saja masih kurang," imbuhnya.
Niatan untuk pulang kampung ke Jawa Timur selalu ada, namun selalu mendapat kendala. Muhadi mengaku sempat dua kali membeli tiket pulang, namun tidak bisa pulang gegara uang upahnya dibawa kabur pimpinannya.
"Uang saku nggak ada, sudah dua kali gagal terus, dibohongi asistennya (bos) uangnya dibawa kabur," jelasnya.
Penantian panjang Muhadi untuk pulang kampung akhirnya terwujud, setelah keberadaannya di Labuhanbatu Utara diunggah oleh salah seorang karyawan perusahaan kelapa sawit, Syahbudin ke media sosial.
Muhadi pun viral dan kabar itu sampai pada keluarga di Tulungagung dan Trenggalek. Bak gayung bersambut, pihak Polres Labuhanbatu dan Polres Trenggalek memfasilitasi pemulangan Muhadi ke Trenggalek. (sun/sun)