Tiga murid TPQ di Kecamatan Sooko, Mojokerto, korban dugaan pencabulan Ustaz RD (40) hingga kini masih mengalami trauma. Rasa takut dan malu membuat tiga pelajar SMP itu cenderung menutup diri di rumah masing-masing.
"Per hari ini para korban diistirahatkan di rumah masing-masing. Karena pertama, lingkungan mereka dalam tanda kutip memposisikan korban semacam orang bersalah. Kedua, mereka merasa berbeda (malu) bergaul di lingkungan," kata Kuasa Hukum ketiga korban, Ansorul Huda kepada detikJatim saat dikonfirmasi, Selasa (28/6/2022).
Ketua Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum (LPBH) NU ini menjelaskan, ketiga korban juga tidak lagi mengaji di TPQ. Yakni sejak mereka mengadukan dugaan perbuatan cabul Ustaz RD kepada orang tua masing-masing, sehingga kasus ini mencuat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terduga pelaku (Ustaz RD) juga sudah tidak lagi mengajar dan tinggal di situ. Informasinya tinggal di tetangga desanya," jelas Ansorul.
Bersama Women's Crisis Center (WCC) dan Fatayat NU Kabupaten Mojokerto, Ansorul berencana membuka posko pengaduan untuk menarik para korban lain yang hingga kini masih bungkam. Posko tersebut akan dibuka setelah pihaknya menerima perkembangan hasil penyidikan dari polisi.
"Setelah kami menerima penjelasan dari penyidik, rencana kami akan buka posko dan tracing para korban. Kalau korban bertambah, kami dampingi juga," cetusnya.
Sementara Ketua WCC Kabupaten Mojokerto Hadiyah Rahmawati menuturkan, terapi psikis terhadap tiga korban akan dilanjutkan Kamis depan (30/6/2022). Menurutnya, terapi untuk memulihkan trauma para korban akan diberikan Psikolog WCC R Dewi Novita Kurniawati.
"Sekaligus kami usahakan ada hasil pemeriksaan psikologi sebagai penguat bahwa korban membutuhkan konseling," terangnya.
Hadiyah menambahkan, pihaknya juga akan mendatangi Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Mojokerto untuk menyamakan persepsi. Pasalnya, lembaga pemerintah itu menilai para korban dalam kondisi baik-baik saja.
"Ini bertolak belakang dengan yang terjadi di lapangan saat kami datang menemui para korban. Mereka menangis, bahkan menyampaikan sangat trauma sekali," tandasnya.
Pencabulan tersebut diduga dilakukan Ustaz RD terhadap 3 murid laki-lakinya berulang kali di kantor TPQ di salah satu desa wilayah Kecamatan Sooko, Mojokerto. Tempat tinggal ustaz yang sudah beristri dan mempunyai dua anak itu di sebelah TPQ tersebut.
Perbuatan asusila itu diduga dilakukan RD pada jam istirahat mengaji, yakni pukul 17.00 WIB. Untuk memuluskan aksinya, Ustaz RD berdalih pencabulan yang diduga ia lakukan untuk membuat para korban mencapai akil balig atau cukup umur.
Selanjutnya agar korban terangsang, ia diduga mencekoki mereka video porno menggunakan ponsel miliknya. Terduga pelaku lantas mengulum dan mengocok kemaluan korban sembari menjelaskan adegan film dewasa tersebut. Bahkan, Ustaz RD diduga menelan sperma korban.
Tiga korban mengalami dugaan pencabulan bergantian. Salah seorang korban mengaku 4 kali dicabuli Ustaz RD sejak Desember 2021 sampai Februari 2022. Bahkan, ada pula korban yang diduga dicabuli sang ustaz hingga 25 kali.
Mereka akhirnya melaporkan Ustaz RD ke Polres Mojokerto pada 10 Mei lalu. Dua korban remaja laki-laki berusia 12 tahun dan satu remaja laki-laki berusia 15 tahun. Polisi telah menaikkan penanganan kasus ini ke tahap penyidikan. Namun, terduga pelaku belum ditahan.
(fat/fat)