Eka Sari Yuni Hartini (25) warga Siwalankerto Tengah Gang Anggur, Surabaya tega menganiaya bayinya yang masih berusia 5 bulan hingga tewas. Kepada polisi, Eka mengaku emosi karena anaknya kerap rewel. Lantas, bagaimana kata psikolog soal kasus pembunuhan ini?
Psikolog Klinis SDM Reisqita Vadika MPsi mengatakan, Eka kemungkinan tidak mengalami baby blues syndrome. Mengingat, baby blues syndrome paling lama terjadi maksimal 2 minggu pascamelahirkan. Baby blues syndrome sendiri merupakan perasaan sedih yang dialami ibu pada masa-masa awal setelah melahirkan.
"Kemungkinannya kecil ya, mengingat baby blues biasanya hanya berlangsung selama 1-2 pekan setelah melahirkan," kata Qiqi-sapaan akrab Reisqita Vadika saat dihubungi detikJatim, Senin (27/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ditanya soal postpartum depression, Qiqi mengaku perlu ada pemeriksaan lebih lanjut. Berdasar hasil penelitian, postpartum depression memang akan meningkat pada kehamilan berikutnya.
"Terlebih bila ibunya memang memiliki riwayat masalah kesehatan mental atau postpartum depression dari kehamilan pertama yang belum selesai ditangani. Tapi saya tidak bisa menjawab pasti ya atau tidak, karena saya tidak melakukan pemeriksaan langsung terhadap yang bersangkutan," jelasnya.
"Namun, ketika gejala baby blues sudah berlangsung lebih lama dan lebih intens disertai kehilangan minat, ada keinginan untuk menyakiti diri atau bayi, maka kemungkinan sudah mengarah pada postpartum depression," ujarnya.
Dirangkum detikJatim dari berbagai sumber, postpartum depression adalah kondisi depresi jangka lama pascamelahirkan. Penyebabnya karena kelahiran bayi yang kemudian menimbulkan dorongan emosi yang kuat. Gejalanya bisa berupa insomnia, hilang nafsu makan, kesulitan membangun ikatan dengan bayi, hingga mudah marah. Kondisi ini bisa berlangsung bulanan atau lebih.
Polisi bilang perlakuan tersangka ke anak keduanya memang lebih kasar, kenapa? Simak di halaman selanjutnya.
Polisi sendiri memastikan akan memeriksakan kondisi kejiwaan Eka. Eka akan diperiksa di RS Bhayangkara Polda Jatim.
"Kami sudah menghubungi RS Bhayangkara Polda, ya. Secepatnya lah kami periksakan, karena ini juga penting untuk melengkapi berkas perkara," ungkap Kanit Reskrim Polsek Wonocolo AKP Ristianto.
Dari keterangan awal yang diperoleh polisi, pelaku kerap menganiaya anak keduanya itu. Sedangkan pada anak pertama, pelaku tidak pernah memarahi atau bahkan menganiayanya.
"Nah, ini yang sedang kami gali. Kenapa sikap pelaku seperti itu pada anak keduanya," Risti melanjutkan.
Berdasar keterangan pelaku kepada polisi, dia kerap emosi saat melihat anak keduanya. Pelaku sebenarnya juga tidak siap punya anak kedua.
"Kalau ngakunya ke kami anak keduanya ini kan, istilahnya orang Jawa bilang, kesundulan. Dia nggak siap punya anak kedua," kata Risti.
"Jadi kalau bertengkar sama suaminya, pelaku ini melampiaskan ke anak keduanya. Katanya wajah anak keduanya ini sama seperti suaminya. Keterangan ini yang juga kami dalami," Risti melanjutkan.
Seperti diberitakan sebelumnya, ADO, balita berusia 5 bulan ditemukan tewas membusuk di rumah neneknya di Siwalankerto Tengah gang Anggur pada Sabtu (25/6). Korban sebetulnya sudah tak bernyawa sejak Kamis (23/6). Namun, ESB, nenek korban, tidak berani melapor karena diancam akan dibunuh oleh Eka.
Diketahui, korban meninggal setelah sempat dibanting dua kali oleh tersangka. Dari hasil autopsi jenazah, ADO mengalami pecah pembuluh darah di kepala bagian belakang.