Bocah di Sidoarjo Alami Kelainan Tulang Kaki Butuh Bantuan Biaya Operasi

Bocah di Sidoarjo Alami Kelainan Tulang Kaki Butuh Bantuan Biaya Operasi

Suparno - detikJatim
Senin, 27 Jun 2022 14:41 WIB
Zuliarti bersama anaknya Fauzan yang alami kelainan bentuk tulang kaki di Sidoarjo
Zuliarti bersama anaknya Fauzan yang alami kelainan bentuk tulang kaki di Sidoarjo(Foto: Suparno/detikJatim)
Sidoarjo -

Seorang bocah di Sidoarjo mengalami Congenital Deformity of feet atau kelainan pembentukan tulang kaki sejak dalam kandungan. Meski sudah mendapatkan penanganan medis. Namun orang tuanya tak memiliki biaya operasional saat operasi.

Bocah malang itu adalah Fauzan Azhiima (13) yang merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, pasangan Khisbul Aulia Rahman (39) dan Zuliarti (37) warga Desa Porong Kulong RT 6, RW 3 Kecamatan Porong Sidoarjo.

Zuliarti, ibu bocah tersebut menceritakan bahwa Fauzan lahir 31 Maret 2009 di sebuah rumah sakit swasta di Sidoarjo. Zuliarti tidak menyangka anak pertamanya ini menderita kelainan pembentukan tulang kaki sejak dalam kandungan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Meski sudah mendapatkan penanganan medis di RSU dr Soetomo, namun kekurangan biaya operasional untuk operasi dan perawatan. Karena penghasilan suami pas-pasan hanya cukup makan sehari-hari," kata Zuliarti di rumahnya, Senin (27/6/2022).

Zuliarti menjelaskan sampai saat ini, biaya operasi dicover oleh BPJS. Namun kondisi keuangan keluarga tidak memungkinkan untuk membiayai transportasi dari Porong Sidoarjo ke RSUD dr Soetomo surabaya.

ADVERTISEMENT

"Suami saya bekerja sebagai penjual buah keliling. Penghasilannya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari," jelas Zuliarti.

Fauzan bocah penderita kelainan bentuk tulang kaki di Sidoarjo bercita-cita menjadi dokter ortopediFauzan bocah penderita kelainan bentuk tulang kaki di Sidoarjo bercita-cita menjadi dokter ortopedi Foto: (Suparno/detikJatim)

Fauzan sendiri merupakan siswa kelas 7 SMP Al-Mubharokah di Kecamatan Porong Sidoarjo. Namun dia tidak bisa sekolah seperti teman-temannya secara tatap muka. Dia menyelesaikan mata pelajarannya di rumah.

"Terkadang ada salah satu gurunya Fauzan datang ke rumah, memberikan buku. Biaya sekolahnya tetap bayar tapi hanya 50 persen," terang Zuliarti.

Zuliarti berharap Pemkab Sidoarjo mau membantu anaknya, sebab selama ini dirinya mengaku belum pernah mendapatkan bantuan sama sekali. Bahkan dia pernah mengurus bantuan anak disabilitas ke Dinas Sosial Pemkab Sidoarjo, namun hingga saat ini belum ada kejelasan.

"Kami pernah berusaha mengurus bantuan itu melalui pendamping desa. Namun disarankan ke Dinsos langsung. Kemudian kami mengerahkan berkas ke Kantor Dinsos Sidoarjo, hingga saat ini belum ada kejelasan," terang Zuliarti.

Fauzan mengaku bahwa dirinya memiliki cita-cita menjadi seorang dokter ortopedi. Meski dirinya hanya bisa berjalan dibantu dengan alat pembantu untuk jalan. Tapi tetap memiliki semangat yang luar biasa.

"Karena kondisi seperti ini, saya belajar semaksimal mungkin setiap harinya. Karena bercita-cita menjadi dokter ortopedi," ujar Fauzan.




(abq/iwd)


Hide Ads