Sapi Perah di Surabaya Divaksin PMK, Produksi Susu Akan Sedikit Turun

Sapi Perah di Surabaya Divaksin PMK, Produksi Susu Akan Sedikit Turun

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Minggu, 26 Jun 2022 04:43 WIB
Puluhan sapi perah di Jalan Bendul Merisi, Kecamatan Wonocolo, Surabaya mendapat vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK). Selain divaksin, sapi juga dicek kesehatannya oleh petugas.
Sapi perah di Surabaya divaksin PMK/Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim
Surabaya -

Puluhan sapi perah di Jalan Bendul Merisi, Kecamatan Wonocolo, Surabaya mendapat vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK). Selain divaksin, sapi juga dicek kesehatannya oleh petugas.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti mengatakan, vaksinasi ini dilakukan sesuai arahan dari pemerintah pusat. Saat ini, pihaknya telah menerima 600 dosis vaksin PMK.

"Dilakukan (vaksin PMK) di Wonocolo dengan pertimbangan dalam 100 botol atau dosis harus habis hari ini juga," kata Antiek, Sabtu (25/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Antiek menjelaskan, pihaknya melakukan beberapa pertimbangan sebelum menyuntikkan dosis vaksin di lapangan. Sesuai dengan ketentuan, Antiek mengaku pihaknya memprioritaskan sapi perah terlebih dahulu. Kemudian, memvaksin sapi potong.

Tahapan yang dilakukan pun seperti halnya vaksin COVID-19 pada manusia. Ada rentang waktu dari dosis pertama, kedua, dan ketiga.

ADVERTISEMENT

"Ketentuannya, dalam 1 tahun ini tidak boleh dilakukan pemotongan atau penjualan. Sehingga, hari ini kita vaksin pertama, lalu 1 bulan kemudian akan vaksin kedua, dan 6 bulan berikutnya vaksin booster," ujarnya.

Meski begitu, vaksin serupa juga bakal dilakukan pada sapi-sapi di beberapa titik Surabaya. Mengingat, dosis vaksin yang ada harus segera dihabiskan sebelum kedaluwarsa.

"Hari ini kami lakukan di sini (Wonocolo) dan selanjutnya kami lakukan petakan di area yang sama agar 100 dosis bisa habis (dalam sehari). Setelah ini, di wilayah barat ya kami upayakan," tuturnya.

Antiek mengatakan, pihaknya tengah melakukan pengawasan pada sejumlah sapi di Kota Pahlawan. Menurutnya, hal ini berlangsung sejak PMK mulai merebak di Indonesia.

"Secara rutin (pengawasan) dengan tim dokter dan melakukan pengobatan bagi (sapi) yang sakit serta memberi vitamin bagi yang sehat, sehingga kami punya pemetaannya," kata Antiek.

Vaksin atau dosis untuk mencegah PMK itu dinilai aman bagi hewan ternak. Sebab, tak ada efek samping atau hal yang berbahaya pada hewan.

"(vaksin) Aman, tidak terlalu berdampak pada ternak, hanya mungkin penurunan sedikit produksinya (susu perah)," ujarnya.

Dalam penerapannya di lapangan, Antiek menyebut ada ratusan tim medis yang dikerahkan. Seluruhnya, diterjunkan pada titik yang telah ditentukan melalui pemetaan sebelumnya.

"Ada 200 (anggota) tim medis, kami sudah terjunkan mulai sekarang untuk memantau (PMK). Karena, kan ada pergerakan ternak, sesuai SE walikota mereka harus melakukan izin ke wilayah yg akan digunakan untuk menjual ternak, nah di situ kita pastikan apakah ternak itu dalam kondisi sehat," tuturnya.

Sesuai SE Wali Kota terkait PMK, Antiek mengimbau masyarakat proses penyembelihan juga kudu diantisipasi. Supaya, aman dan tidak menularkan PMK pada manusia atau pun hewan lainnya.

"Serta memutus mata rantai, makanya disarankan dipotong di RPH. Tapi, karena tidak memungkinkan ya dipotong di tempat-tempat lain, nah proses pemotongannya juga sudah ada ketentuan di SE itu," katanya.

Apabila ditemukan PMK, Antiek menegaskan akan meminta untuk dimusnahkan. Namun, hanya bagian organ tertentu saja.

"Minta dimusnahkan di beberapa bagian, seperti leher, jeroan, kepala. tapi, itu ada dimungkinkan kalah direbus dan akan mati virusnya, beberapa pedoman yang kami sampaikan secara medis sudah disebutkan dalam SE. Setelah pemotongan tidak boleh mencuci agar air yang mengalir itu tidak menulari," tutupnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: 1.120 Sapi di Lumajang Terjangkit PMK, 77 di Antaranya Mati"
[Gambas:Video 20detik]
(hil/sun)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads