Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya AH Thony meninjau rumah potong hewan (RPH) Kota Surabaya di Jalan Pengirian yang tetap eksis di tengah wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Dalam kesempatan itu, DPRD mendorong Pemkot Surabaya memberikan tambahan modal kepada RPH Kota Surabaya untuk pengembangan inovasi bisnis.
"Kami ingin memastikan bahwa RPH berjalan lebih baik dan kami mendengarkan sudah banyak kemajuan dan juga di sisi lain ada beberapa kendala terhadap operasional, target sebagai satu badan usaha yang mengemban misi bisnis, ini kelihatanya perlu ada satu support dan kami melihatnya di sini, kegiatannya hanya sebagai rumah potong dan kemudian biaya potong pun masih sangat murah," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (23/6/2022).
Dia menyampaikan biaya jasa pemotong hewan yang masih murah akan berdampak dengan modernisasi peralatan di RPH ke depan nanti. Oleh sebab itu, dukungan untuk penyertaan modal itu akan juga membantu dalam pengembangan bisnis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada satu keuntungan yang bisa dialokasikan untuk penambahan sarana dan prasarana. Ada peralatan-peralatan yang tetap diperbarui dalam rangka menjamin mutu. Kemudian tentang quality control yang diterapkan pun, kami melihatnya bagus, mulai dari sapi masuk pun sudah mulai proses scanning dengan melibatkan dokter hewan. Dan pihak-pihak terkait yang bisa mengidentifikasi, apakah ini sapi yang sakit, apakah yang sehat," lanjutnya.
Dari hasil peninjauan dilokasi RPH tersebut, politisi asal Gerindra ini menyampaikan jika RPH Surabaya saat ini tidak hanya sebagai rumah potong hewan saja. Melainkan memiliki produk olahan daging untuk mensuplai kebutuhan masyarakat di Surabaya. Namun, saat ini masih terkendala proses pendistribusian yang kurang maksimal.
"Upaya ini, kelihatannya kami mendapatkan dari kajian data yang cukup besar dari big data yang dimiliki Pak Direktur. Hanya saja kemampuan untuk pendistribusian itu belum tersupport dengan kemampuan modalnya," ujarnya.
"Sehingga di sini kami berharap, walikota memikirkan kesehatannya tidak membiarkan RPH itu menjadi warisan masa lalu. Diwarisi tidak sehat, maka walaupun direktur sebaik apapun maka tidak akan bisa menjadikan RPH jadi lebih sehat," lanjutnya.
Selain dukung permodalan, Thony juga mendorong sinergi antara bidang perekonomian Pemkot Surabaya bisa mendukung progam-program dari RPH Surabaya.
"Kami juga mengoreksi pada bagian perekonomian (Pemkot Surabaya) mestinya dalam logika plan bisnis itu bisa dihitung margin berapa, bisa dikembangkan kemana, kemudian orientasi bisnis dan orientasi ke depan tantangannya seperti apa terus termapping," tegasnya.
Sedangkan, untuk sapi-sapi yang masuk di RPH pengirian, Ah Thony memastikan semua kondisi sapi di RPH seha dan pihak pengelola taat pada aturan yang berlaku terkait wabah PMK.
Sementara itu, terkait adanya wacana pemindahan lokasi RPH di lokasi yang lebih strategis, Ah Thony berharap Walikota Surabaya Eri Cahyadi agar menyiapkan secara sungguh-sungguh dan ada modernisasi pada pembangunan RPH yang baru.
"Tetapi untuk memindahkan RPH ini harus disiapkan dengan sungguh-sungguh, karena harapan kami, dengan dipindahkan RPH itu ada nuansa baru yang semuanya serba baru, seperti yang terjadi disini kultur proses pemotongan yang disini yang perlu ada pembaruan lebih modern," tandasnya.
(akd/ega)