Lima wanita yang bekerja di warung kopi pangku di Dusun Samaleak, Desa Banyuurip, Kedamean, Gresik menjalani pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan itu untuk mendeteksi ada atau tidaknya penyakit menular seksual.
Dari pantauan detikJatim, kelima wanita itu dipanggil secara bergantian. Usai diperiksa, salah satu petugas Puskesmas mengambil sampel darah untuk dilakukan uji laboratorium.
Dari kelima wanita, salah satu wanita yang memakai kaos kuning SA (19) warga Jawa Barat tampak menggigil ketakutan ketika jarum suntik hendak menembus kulit tangannya. Bahkan perawat lain harus memeluk wanita itu agar bisa dilakukan pengambilan darah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya takut jarum suntik bu," kata SA sembari memeluk perawat wanita.
Kasatpol PP Kabupaten Gresik Suprapto mengatakan pemeriksaan itu dilakukan agar pihaknya memastikan bahwa para pekerja yang ada di lokalisasi berkedok warung pangku di Samaleak itu tidak terinfeksi penyakit kelamin menular.
![]() |
Kelima pramusaji yang diperiksa yakni AY (29) warga Kuningan, Jabar, TR (24) warga Brebes, PA (38) warga Sulawesi Tenggara, SA (19) dan TI (19) warga Cirebon.
"Kami bawa ke Puskesmas Alun-alun untuk dilakukan pemeriksaan, terkena penyakit kelamin atau tidak," kata Kasatpol PP Kabupaten Gresik Suprapto kepada detikJatim, Rabu (22/6).
Selain itu, kata Suprapto, pemeriksaan itu untuk mengetahui apakah memang benar-benar memberikan pelayanan plus-plus atau tidak. Jika terkena terkena penyakit, pihak Puskesmas yang akan memberi arahan dan pengobatan sementara.
"Ini juga untuk mengetahui apakah memang benar-benar melayani hidung belang apa tidak," kata Suprapto.
Kepada penyidik, dari empat dari lima wanita mengaku melayani layanan plus-plus. Untuk sekali berhubungan badan, para pramusaji tersebut menarif sebesar Rp 250 ribu. Namun jika hanya menemani menyanyi, mereka hanya menerapkan tarif Rp 150 ribu.
"Mereka mengaku kepada penyidik sekali melayani plus-plus tarifnya Rp 250 ribu. Kalau hanya menemani menyanyi tarifnya Rp 150 ribu. Ada yang sudah lama, ada juga yang baru sampai ke warung tapi terjaring razia," tutup Suprapto.
(dpe/iwd)