Sebanyak 250 guru SMK se-Jatim mengikuti workshop learning X mengembangkan siswa menjadi talenta digital. Acara ini digelar Direktorat Pendidikan Vokasi bersama Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS).
Acara yang berlangsung di Kampus PENS mengambil tema Menyiapkan Jutaan Talenta Digital Indonesia dengan Kurikulum Merdeka SMK dan Platform Learning X."
Platform Learning X sendiri bisa digunakan untuk memudahkan pembelajaran siswa SMK. Khususnya untuk pengembangan riset dan teknologi di masa depan. Dengan mengadaptasi sistem pembelajaran ini, PENS berkolaborasi dengan Learning X dan guru SMK agar dapat mengasah kemampuan para siswa dalam adaptasi perkembangan teknologi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pakar Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto sebagai narasumber mengatakan, bahwa keberhasilan dari platform Learning X mencapai 85 persen sebagai media pembelajaran efektif bagi siswa yang ingin belajar koding.
"Kurikulum Merdeka disatukan dengan Kurikulum Learning X itu benar-benar suatu penyelesaian kurikulum berbasis industri yang sudah terbukti terstandart di Korea sudah sukses," kata Wikan, Selasa (21/6/2022).
Wikan menjelaskan pada link and match 8+i dan kurikulum merdeka untuk siswa SMK sangat fleksibel, soft skill, kreatifitas, serta teaching factory dan project base learning. Untuk detailnya seperti apa, siswa SMK masih terus mencari. Oleh karena itu ditawarkan opsi Learning X aplikasi atau ekosistem yang sudah jadi, dikolaboradi dengan kkurikulum merdeka.
"Learning X sudah kompit, kurikulum sudah dibikin Learning X, kalau kurikulum merdeka disatukan dengan kurikulum Learning X itu benar-benar menjadi kurikulum berbasis industri. Sudah terbukti terstandart di Korea dan sukses. Kedua, kurikulum Learning X sangat menerapkan project base learning, clear. Karena kalau pembelajaran tidak menggunakan project base, ga langsung terjun menghadapi konsumen nyata, itu pembelajaran yang kurang maknyus," jelasnya.
Ketiga, lanjut Wikan, Learning X ini juga praktis ketika mengajar. Karena sudah disediakan instruktur oleh Learning X dari industri yang terkualifikasi tinggi untuk mengajar siswa dan guru-gurunya, sehingga praktis.
Menurut Wikan, Learning X juga sudah menciptakan ekosistem, jejaring dengan banyak industri. Baik di Korea maupun Indonesia, nantinya akan membantu siswa mendapatkan tempat magang, hingga serapan lulusan.
"Jadi lulusan SMK bisa kerja di industri Korea, termasuk industri nasional. Industri nanti bisa memberikan projek jadi base learning. Jadi link and match 8+i dan kurikulum merdeka yang adaptif, ini adalah kebijakan kalau dimasuki Learning X tinggal jalan, lengkap. Kita tawarkan Learning X menjadi sebuah jawaban, solusi yang memudahkan kepala SMK untuk mengimplementasikan kurikulum merdeka link and match 8+i dan merdeka belajar dengan sekomprehensif mungkin," urai Wikan.
Di Jawa Timur saat ini terdapat sekitar 100 SMK yang sudah berkolaborasi dengan Learning X. Sedangkan di Indonesia sudah ada sekitar 300-350 SMK yang tergabung.
(abq/iwd)