.webp)
Prodi tersebut di bawah naungan Departemen Kimia ITS. Prodi Sains Analitik dan Instrumentasi Kimia akan menitikberatkan pada ilmu kimia analitik. Pihak ITS menilai, prodi ini dibuka karena disiplin ilmu kimia analitik semakin berkembang dan bersinggungan dengan bidang lain.
"Dalam menganalisis suatu sampel bahan kimia memerlukan skill analisis dengan alat dan teori yang mendalam," terang Kepala Departemen Kimia ITS Prof Fredy Kurniawan MSi.
Untuk menekankan ilmu tersebut, maka metode pembelajaran akan mengambil porsi 50:50 antara praktik dan teori. Adapun bahan kimia yang akan difokuskan bersifat umum, agar para mahasiswa prodi ini dapat memiliki arah kompetensi yang luas.
Fredy menyebutkan contoh arahan bahan kimia analisis yang difokuskan dapat berupa banyak hal. Seperti bidang lingkungan, medis, industri, dan lain-lain.
"Maka cocok sekali prodi ini bagi para calon mahasiswa yang ingin berkecimpung dalam dunia penelitian," ungkap Fredy.
Terkait sarana dan prasarana untuk prodi ini, Departemen Kimia akan menggunakan laboratorium dan gedung yang sudah ada. Serta ada 7 dosen yang siap mengawal angkatan pertama prodi ini. Dua orang di antaranya yang sudah mencapai guru besar (profesor), 3 doktor, dan 2 orang bergelar master.
Sebelum mempublikasikannya, Departemen Kimia ITS menerima saran dan masukan dari berbagai pihak untuk mendukung kesiapan prodi baru dan pertama di Indonesia ini. Salah satunya Himpunan Kimiawan Indonesia (HKI), yang di dalamnya terdapat divisi Kimia Analitik.
"Para calon mahasiswa yang berminat pada Prodi Sains Analitik dan Instrumentasi Kimia ini dapat mendaftar pada Seleksi Kemitraan dan Mandiri ITS yang akan berakhir pada tanggal 26 Juni 2022, untuk kuota angkatan pertama ditargetkan akan menerima 40 mahasiswa baru," papar Fredy.
Fredy berharap, prodi Sains Analitik dan Instrumentasi Kimia ini dapat memotivasi para calon mahasiswa yang berniat melanjutkan keilmuannya di bidang kimia.
(hse/dte)
