Pria Jember yang pernah viral karena di dalam perutnya bersarang gelas kaca, kini kondisinya berangsur pulih. Nurlasiadi (35) warga Dusun Rowo Tengu, Desa Sidomulyo, Kecamatan Semboro, kini sudah bisa beraktifitas normal. Dia sudah bisa berjalan dan duduk, ia juuga tak lagi rebahan di alas tidurnya.
Meskipun sudah pulih, pria yang akrab dipanggil Nur ini mengaku masih ada yang mengganjal pada pantatnya. Itu karena masih ada bekas operasi pada bagian rektum anus.
Terkait bantuan dan perhatian pemerintah, diakui Nur memang didapatkannya saat masih menjalani perawatan. Bahkan, dokter dan perawat dari rumah sakit yang merawat Nur, pernah datang ke rumahnya untuk menanyakan kondisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dulu setelah operasi ada pak manajer, dokter dan perawat ke rumah menjenguk. Menanyakan kondisi saya. Selain itu juga diberi mie instan dua dus. Kemudian saya kontrol ke rumah sakit, dan setelah itu selesai. Luka bekas operasi dinilai sudah sembuh," ujar Nur, Sabtu (18/6/2022).
Sebenarnya, pihak RS membawa 9 kardus mie. Namun, dibagi dengan sejumlah tetangga Nur.
"Waktu pas kunjungan itu, dapat bantuan dari rumah sakit dapat bantuan sembako 2 kardus. Total ada 9 kardus, cuma ya disuruh bagi-bagi dengan tetangga. Kalau di keluarga sini dikasih hanya 2 kardus," kata Paman Nur, Ludi yang selalu mendampingi Nur.
"Itu waktu dikunjungi sama pihak RS (RSD) Balung, pak dokternya ke sini ngontrol. Kalau bantuan seperti uang, belum (dapat). Tawaran pekerjaan (untuk Nur) juga belum ada," sambungnya.
Terpisah, Kasi Kesra Pemerintah desa (Pemdes) Sidomulyo, Jember, Slamet mengaku mengetahui kondisi yang dialami warganya Nurlasiadi. Ia mengatakan, saat dulu Nur membutuhkan perhatian dan perawatan ke rumah sakit, Pemdes setempat ikut mengawasi dan berkoordinasi dengan relawan yang mendampingi Nur.
"Saya lupa nama relawannya siapa, tapi dulu kita (Pemdes Sidomulyo) ikut mengawasi. Bahkan sebelum operasi. Kita juga ada petugas desa," kata Slamet.
Slamet mengatakan, ia juga mengetahui jika ada petugas dari rumah sakit yang datang ke rumah Nur.
"Setelah dioperasi, manager RS Balung juga hadir ke rumahnya mas Nur. Juga dilakukan perawatan jalan, biasanya petugas dan managernya kesini (Kantor Desa), dulu pak Kades, Camat disitu (ikut menjenguk Nur)," ujarnya.
Sedangkan terkait bantuan dana atau biaya perawatan Nur, Slamet mengaku tidak ada.
"Kalau tidak ada keluhan ya tidak ada bantuan. Kalau ada keluhan, misalnya minta surat, kita layanin. Tidak ada bantuan dari desa. Maksudnya kalau dari desa itu contohnya kalau biaya hidup tidak ada. Tapi kalau untuk layanan kesehatan itu ada. Artinya tidak ada keluhan seperti itu," ungkapnya.
Selain itu, keluarga Nurlasiadi juga tidak masuk dalam daftar bantuan penerima BLT (bantuan langsung tunai).
"BLT tidak masuk, karena tidak diajukan sama pak RT/RW nya. Untuk pendampingan kerja, tidak ada. Karena belum ada program, dan yang bersangkutan masih kurang sehat kondisinya," tandasnya.
(hil/dte)