Banjir Rob Pesisir Surabaya, Warga: Pas Tidur, Tahu-tahu Kelem

Banjir Rob Pesisir Surabaya, Warga: Pas Tidur, Tahu-tahu Kelem

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Kamis, 16 Jun 2022 15:17 WIB
Banjir rob di Morokrembangan Surabaya
Banjir di Morokrembangan, Surabaya. (Foto: Praditya Fauzi Rahman)
Surabaya -

Fenomena full moon berdampak pada tingginya gelombang air laut. Hal ini mengakibatkan banjir rob, salah satunya di kawasan Krembangan Surabaya.

Salah satu warga Kelurahan Morokrembangan, Kecamatan Krembangan Surabaya, Setyo Budi Utomo mengatakan, banjir rob menerjang kampungnya hingga ketinggian 60 centimeter. Namun, tak separah kawasan Greges yang bisa mencapai pinggang, bahkan perut orang dewasa.

Pria yang menjabat sebagai Ketua RT 02 RW 07 Kelurahan Morokrembangan ini menilai tak ada solusi untuk menganggulangi banjir rob. Namun, masih ada alternatif lain. Hal ini bisa dengan membuat bendungan di daratan yang berdekatan dengan pantai, begitu pula di kawasan aliran sungai yang mengarah ke laut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jalan keluar satu-satunya ya bendungan di pesisir itu harus dibuat, kalau tidak nggih (ya) seperti ini terus," kata Budi kepada detikJatim, Jumat (16/6/2022).

Sebelum pandemi COVID-19, Budi mengaku pernah 'kecolongan'. Saat itu, ia sedang terlelap dengan istrinya. Namun, rob datang dan sudah memasuki hampir seluruh ruangan di rumahnya.

ADVERTISEMENT

Ketika malam hari, ia mengaku susah menguras rob. Namun, surutnya air juga tak secepat saat siang hari.

"Kalau malam banjir itu susah mengurasnya. Dulu, pas tidur tahu-tahu sudah kelem (terendam air), sampai pagi ya nguras," tuturnya.

Selain itu, para pendatang atau tamu yang berkunjung juga kerap dikejutkan dengan banjir rob. Menurutnya, mereka sering bertanya-tanya soal bagaimana datangnya air, padahal cuaca cerah.

"Orang luar dan tamu sering kaget, kalau kami kan sudah terbiasa," katanya.

Meski begitu, ia dan warganya merasa beruntung. Sebab, banjir rob di kampungnya tak separah kawasan Greges yang bisa merendam pemukiman hingga pinggang orang dewasa.

"Kalau di Greges, bisa sampai se-pinggang, luwih dukur (lebih tinggi). Menurut saya, di sana kan jembatan tinggi, sedangkan rumahnya terlalu rendah dari jalan, jadi kalau banjir ya lebih dalem," tutupnya.




(hil/dte)


Hide Ads