Pembangunan Jembatan Klampok yang menghubungkan Kecamatan Benjeng dan Cerme, Gresik tak kunjung selesai. Padahal, sudah hampir 8 bulan berlalu. Material dan alat pembangunan jembatan terlihat mangkrak tak tersentuh.
Warga pun mengeluhkan pembangunan jembatan yang tak kunjung selesai ini. Padahal, akses jembatan ini dibutuhkan masyarakat dalam membantu aktivitas sehari-hari.
"Sudah lama ini, hampir 8 atau 9 bulanan. Pokoknya lama lah, nggak dibangun. Dulu sempat dibangun, terus ada banjir, alatnya (excavator) terendam hingga rusak. Setelah itu mangkrak kayak gini," kata salah satu warga Desa Klampoh, Wawan Kurniawan, Kamis (16/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski sudah ada jembatan darurat, tetapi jika jembatan utama tak segera dibangun, warga yang menuju Pasar Benjeng atau ke arah Metatu akan kesulitan. Terutama saat pagi, sistem buka tutup portal membuat pengendara roda dua harus antre panjang.
Bahkan, warga yang menggunakan kendaraan roda empat dari Metatu menuju ke Pasar Benjeng atau sebaliknya harus memutar melalui perumahan Batara, Benjeng.
"Kalau roda empat harus memutar dulu. Kalau roda dua harus antre gantian, karena jembatan darurat hanya bisa dilewati searah. Makanya warga memberlakukan sistem buka tutup. Kalau pas waktu orang berangkat atau pulang kerja, biasanya antrenya panjang. Warga tidak menarif biaya, cuman seikhlasnya aja, buat kopi sama rokok yang jaga," imbuh Wawan.
Senada, warga Gresik, Muhammad Nizar mengaku mendapat dampak dari maraknya pembangunan jembatan. Dari segi perekonomian, usaha konter pulsa miliknya mengalami penurunan hingga 40 persen. Ini terhitung sejak Jembatan Klampok tak berfungsi.
"Dulu waktu ada jembatan, banyak pelanggan baru meski hanya sekadar membeli pulsa. Sekarang hanya warga sekitar yang beli," kata Nizar.
Dari pantauan detikJatim di lokasi, tampak puluhan pancang yang dibiarkan terlentang di tengah sungai. Pancang-pancang ini dibiarkan begitu saja. Bahkan, di atas pancang tersebut tumbuh tanaman merambat.
(hil/fat)