Balita di Sampang Kecanduan Bau Bensin Dibawa ke Psikolog, Hasilnya?

Balita di Sampang Kecanduan Bau Bensin Dibawa ke Psikolog, Hasilnya?

Kamaludin - detikJatim
Rabu, 15 Jun 2022 21:15 WIB
Balita di Sampang saat dibawa ke psikolog
Foto: Balita di Sampang saat dibawa ke psikolog (Foto: Kamaludin/detikJatim)
Sampang -

Upaya pemulihan, A (4) balita asal Dusun Gendis, Desa Rabasan Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang, dari kebiasaan menghirup bau bensin mulai dilakukan, orang tua. Selama hampir satu jam dokter spesialis kejiwaan RSUD dr M Zyn, Sampang melakukan pemeriksaan psikis balita tersebut.

"Ya tadi itu, anaknya di tanya beberapa hal termasuk kesukaannya menghirup aroma bensin dari botol bensin. Saya dan istri saya juga ditanya," kata Hamid, orang tua balita, Rabu ( 15/6/2022).

Menurut Hamid, secara psikologis kondisi anaknya normal. Kebiasaan menghirup aroma bensin tersebut lebih kepada kecocokan rasa, bukan akibat pengaruh kejiwaan balita tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau menurut bu dokter tadi kondisi kejiwaan anak saya normal. Yang mempengaruhi kesukaannya pada bau bensin tersebut, bukan karena pengaruh kejiwaan," ungkapnya.

Hamid menyebut penyembuhan tidak bisa dilakukan secara frontal atau langsung. Karena kebiasaan tersebut sudah berlangsung cukup lama. Jika dilakukan secara langsung, maka risiko jika sewaktu kembali mendapat kesempatan lagi maka proses penyembuhannya akan lebih sulit.

ADVERTISEMENT

"Tadi dokter juga meyakinkan bahwa kebiasaan anak kami ini sangat mudah di sembuhkan. Caranya bukan langsung dihilangkan, tapi dengan cara mengurangi interaksi dengan bensin tersebut secara perlahan," tutur Hamid.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Sampang dr Abdulloh Najich mengatakan balita tersebut memang membutuhkan pemeriksaan secara psikologis. Sebab dari observasi dan pemeriksaan yang dilakukan puskesmas setempat, fisik balita tersebut belum ada masalah.

"Ya, yang kami periksa hanya psikologinya anak. Kalau fisik sementara masih belum ada gangguan," ujar Najich.

Sebelumnya, seorang balita di Sampang punya kebiasaan tak biasa yakni menghirup aroma bensin di dalam botol. Jika tak dituruti, si balita akan menangis tak henti-henti.

Balita itu berinisial A (4). Ia merupakan anak dari pasangan M Hamid dan Sahiyatul Jannah warga Dusun Gendis, Desa Rabasan, Camplong Sampang. Kebiasaan balita tersebut diketahui sejak berusia 3 tahun atau saat orang tuanya mulai merintis usaha kios bensin eceran di rumahnya.

"Ya tadi itu, anaknya di tanya beberapa hal termasuk kesukaannya menghirup aroma bensin dari botol bensin. Saya dan istri saya juga ditanya," kata Hamid, orang tua balita, Rabu ( 15/6/2022).

Menurut Hamid, secara psikologis kondisi anaknya normal. Kebiasaan menghirup aroma bensin tersebut lebih kepada kecocokan rasa, bukan akibat pengaruh kejiwaan balita tersebut.

"Kalau menurut bu dokter tadi kondisi kejiwaan anak saya normal. Yang mempengaruhi kesukaannya pada bau bensin tersebut, bukan karena pengaruh kejiwaan," ungkapnya.

Hamid menyebut penyembuhan tidak bisa dilakukan secara frontal atau langsung. Karena kebiasaan tersebut sudah berlangsung cukup lama. Jika dilakukan secara langsung, maka resiko jika sewaktu kembali mendapat kesempatan lagi maka proses penyembuhannya akan lebih sulit.

"Tadi dokter juga meyakinkan bahwa kebiasaan anak kami ini sangat mudah di sembuhkan. Caranya bukan langsung dihilangkan, tapi dengan cara mengurangi interaksi dengan bensin tersebut secara perlahan," tutur Hamid.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Sampang dr Abdulloh Najich mengatakan balita tersebut memang membutuhkan pemeriksaan secara psikologis. Sebab dari observasi dan pemeriksaan yang dilakukan puskesmas setempat, fisik balita tersebut belum ada masalah.

"Ya, yang kami periksa hanya psikologinya anak. Kalau fisik sementara masih belum ada gangguan," ujar Najich.

Sebelumnya, seorang balita di Sampang punya kebiasaan tak biasa yakni menghirup aroma bensin di dalam botol. Jika tak dituruti, si balita akan menangis tak henti-henti.

Balita itu berinisial A (4). Ia merupakan anak dari pasangan M Hamid dan Sahiyatul Jannah warga Dusun Gendis, Desa Rabasan, Camplong Sampang. Kebiasaan balita tersebut diketahui sejak berusia 3 tahun atau saat orang tuanya mulai merintis usaha kios bensin eceran di rumahnya.




(abq/iwd)


Hide Ads