Kepala Puskesmas Tanjung, dr. Yunita Wandansari mengimbau agar orang tua menjauhkan BBM jenis Pertalite itu dari anaknya.
"Setelah kami koordinasikan dengan dinas kesehatan dan dokter spesialis jiwa, kami sarankan hari ini pihak keluarga untuk datang Rumah sakit," kata dr. Yunita, Rabu (15/6/2022).
Tak hanya itu, dr Yunita juga menambahkan, rujukan ke poli jiwa RSUD Dr Moh. Zyn Sampang ini diberikan usai tim melakukan observasi dan kunjungan di rumah balita tersebut. Dari hasil observasi, tidak ada gejala klinis yang dialami bocah 4 tahun tersebut.
"Puskesmas sudah merujuk pasien ke poli jiwa RSUD Sampang," ujar dr. Yunita.
Sementara itu, Kapolsek Camplong AKP Budi Nugroho juga mengimbau keluarga segera membawa A ke psikiater. Ia juga meminta keluarga terus mengawasi anaknya dan meletakkan botol BBM tersebut ke tempat yang tidak terjangkau oleh anak-anak.
"Selain dampak klinis, BBM ini merupakan bahan yang mudah terbakar, sehingga ketika terdapat percikan api dapat membahayakan anak tersebut," kata Budi.
Sebelumnya, seorang balita di Sampang punya kebiasaan tak biasa yakni menghirup aroma bensin di dalam botol. Jika tak dituruti, si balita akan menangis tak henti-henti.
Balita itu berinisial A (4). Ia merupakan anak dari pasangan M Hamid dan Sahiyatul Jannah warga Dusun Gendis, Desa Rabasan, Camplong, Sampang. Kebiasaan balita tersebut diketahui sejak berusia 3 tahun atau saat orang tuanya mulai merintis usaha kios bensin eceran di rumahnya.
(hil/fat)