Indonesia Butuh 28 Juta Dosis Vaksin Cegah Sebaran PMK

Indonesia Butuh 28 Juta Dosis Vaksin Cegah Sebaran PMK

Faiq Azmi - detikJatim
Rabu, 15 Jun 2022 06:04 WIB
Vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) mulai didistribusikan. Jatim dan Jateng sudah mendapat vaksin impor tersebut.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Peternakan, Dr Ir Nasrullah/Foto: Faiq Azmi/detikJatim
Surabaya -

Penyakit mulut dan kuku (PMK) mewabah. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Peternakan, Dr Ir Nasrullah mengungkapkan, Indonesia membutuhkan sekitar 28 juta dosis vaksin.

"Kalau Indonesia minimal butuhnya kurang lebih 28 juta berdasar data hari ini. Jadi ternak terdampak ya, bukan sakit, kurang lebih 14 juta. Jadi vaksin dua kali otomatis butuh sekitar 28 juta (dosis)," kata Nasrullah di Pusvetma Surabaya, Selasa (14/6/2022).

Nasrullah juga menyampaikan, sampai Juli 2022, pihaknya mengandalkan vaksin impor. Ada 3 juta dosis dan akan didistribusikan ke seluruh Indonesia sesuai jumlah populasinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita memulai di Jatim melaksanakan vaksinasi darurat dan ini dan terus berlanjut sampai nanti kedatangan vaksin permanen kita," imbuhnya.

Lebih lanjut Nasrullah mengungkapkan, vaksin yang dibuat dan diproduksi oleh Pusvetma Surabaya diharapkan selesai pada Agustus 2022.

ADVERTISEMENT

"Dan nanti insyaallah di Agustus kita bisa menghasilkan vaksin sendiri buatan Indonesia dari Pusvetma Surabaya. Sehingga kita bisa produksi massal untuk meminimalkan, bahkan mencegah penyebaran PMK ke ternak yang tidak terkena," jelasnya.

Sejauh ini, kata Nasrullah, sudah ada 10 ribu dosis vaksin yang didistribusikan ke Jatim, Jateng dan Jabar.

"Ini vaksinnya bagus. Sejauh ini perkembangan vaksinasi Pusvetma kita sudah cek seluruh laboratorium untuk menyiapkan vaksinasi ini, mudah-mudahan Pusvetma segera menyelesaikan," katanya.

Nasrullah juga menambahkan, sapi yang ada di Indonesia saat ini mayoritas sehat dan bisa didistribusikan untuk keperluan daging, dan Idul Adha.

"Untuk Idul Adha, dari populasi yang ada, masih jauh banyak yang lebih sehat. Sapi sehat bisa masuk ke wilayah, tapi harus langsung dipotong, protap kesehatan dilakukan. Mulai dikarantina, dicek kesehatannya, lalu klarifikasi wilayah asal ke tujuan, baru masuk. Distribusi sapi ini hanya untuk dipotong atau untuk kebutuhan daging saat Idul Kurban," pungkasnya.




(sun/sun)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads