Balita di Sampang yang kecanduan bau bensin mendapat perhatian dari petugas Puskemas Tanjung. Lebih dari satu jam petugas melakukan observasi langsung balita pasangan M Hamid dan Sahiyatul Jannah itu.
Koordinator tim Promosi Kesehatan (Promkes) Puskesmas Tanjung, Tisnowati meminta agar mata rantai kebiasaan balita yang tak wajar harus segera diputus. Meski demikian, ia menyebut sejauh ini kondisinya masih terlihat sehat dan baik.
"Ini yang perlu diperhatikan soal dampak jangka panjangnya saja. Sebab memang selama ini baik baik saja, anaknya juga masih normal dan sehat," ujar Tisnowati, Selasa (14/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tisnowati lantas menyarankan agar balita itu menjalani pemeriksaan lanjutan. Termasuk usaha untuk memisahkan balita dengan botol bensin.
"Orang tuanya saya sarankan untuk tega sementara waktu. Atau mengalihkan ke mainan lain. Saya lihat dia masih bisa lupa jika ada kesibukan lain," tutur Tisnowati.
Sementara itu, Sahiyatul Jannah ibu balita mengaku sudah melakukan berbagai upaya untuk menghilangkan kebiasaan anak pertamanya itu tapi selalu gagal. Meski begitu, Jannah menyebut, anaknya memang selama ini tidak pernah sampai sakit.
"Yang namanya orang tua, kalau kekhawatiran itu pasti ada. Cuman tenangnya saya karena kondisi anaknya sehat-sehat saja, bahkan saat yang lain sakit dia tetap sehat," ujar Jannah.
Sebelumnya, seorang balita di Sampang punya kebiasaan tak biasa yakni menghirup aroma bensin di dalam botol. Jika tak dituruti, si balita akan menangis tak henti-henti.
Balita itu berinisial A (4). Ia merupakan anak dari pasangan M Hamid dan Sahiyatul Jannah warga Dusun Gendis, Desa Rabasan, Camplong, Sampang. Kebiasaan balita tersebut diketahui sejak berusia 3 tahun atau saat orang tuanya mulai merintis usaha kios bensin eceran di rumahnya.
(abq/iwd)